TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, Kementerian Perdagangan menargetkan kenaikan ekspor produk kerajinan sekitar 7-8 persen dari US$ 669,16 juta menjadi US$ 721-728 juta. Pasar yang dibidik adalah yang memiliki potensi besar. "Misalnya Hong Kong," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak, Senin, 28 April 2014.
Nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke Hong Kong selama periode 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 94,90 persen menjadi US$ 21,2 juta. Selama Januari 2014, nilai ekspor ke Hong Kong sebesar US$ 3,2 juta atau 5,35 persen dari total ekspor kerajinan Indonesia. (Baca: Hatta Akui Daya Saing Lemah karena Infrastruktur)
Hong Kong merupakan salah satu pasar yang prospektif untuk produk-produk Indonesia di kawasan Asia. Pada periode 2014-2015, ekspor produk Indonesia ke Hong Kong ditargetkan tumbuh sebesar 4,5-5,5 persen dari US$ 2,63 miliar menjadi US$ 2,81-2,84 miliar.
"Produk yang ditargetkan meningkat, antara lain elektronik, perhiasan, tekstil dan produk tekstil (TPT), mesin-mesin, dan produk unggulan lainnya termasuk produk hasil hutan," kata Nus. (Baca: Kurangi Impor, Kimia Farma Hemat US$ 2,5 Juta)
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor produk unggulan serta melanjutkan promosi produk kerajinan Indonesia, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional saat ini berpartisipasi dalam Hong Kong Gift and Premium Fair 2014. Pameran ini akan dilaksanakan pada 27-30 April 2014 mendatang di Hong Kong Convention and Exhibition Centre.
PINGIT ARIA
Terpopuler
Penumpang Kereta Kecewa, Informasi KAI Minim
Kardaya, Mantan Kepala BP Migas yang Sukses Nyaleg
TDL Naik, Biaya Sewa di Mal Ikut Naik
Dahlan: Ide Privatisasi BTN Layak Dilanjutkan