TEMPO.CO, Berlin - Angela Merkel harus minta Barack Obama untuk menghancurkan berkasnya yang ada di badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), ketika dia bertemu di Washington pekan ini, kata seorang politikus oposisi terkemuka Jerman kepada Guardian yang dimuat dalam edisi 27 April 2014.
Partai Hijau Jerman memperingatkan bahwa kegagalan untuk mengatasi skandal spionase NSA terhadap Merkel berisiko merusak kredibilitas aliansi di antara sesama negara Barat. Padahal, kekompakan aliansi ini diperlukan untuk mengatasi krisis di Ukraina. Negara Barat sedang menekan Rusia agar tak meningkatkan ketegangan di tetangga selatannya itu.
"Kedekatan kerja sama antara sekutu Barat membutuhkan nilai-nilai bersama, juga dalam kaitannya dengan kegiatan intelijen kita," kata Omid Nouripour, juru bicara kebijakan luar negeri Partai Hijau.
"Mencoba untuk mengabaikan skandal NSA tidak akan berhasil. Kita tidak bisa membiarkan pertanyaan terbuka soal ketegangan tersebut selama krisis (Ukraina) saat ini," katanya. Menurut Nouripour, tindakan simbolis seperti dihancurkannya berkas NSA soal Merkel dapat membantu untuk memperbaiki hubungan AS-Jerman.
Kanselir Jerman akan melakukan perjalanan ke AS pada hari Kamis, 1 Mei 2014 dan akan bertemu Barack Obama pada hari Jumat, 2 Mei 2014.
Sejauh ini pemerintah AS menolak mengizinkan Merkel mengakses filenya di NSA atau menjawab pertanyaan resmi tentang kegiatan pengintaiannya, meskipun ada permintaan baru yang diajukan oleh Parlemen Jerman, Bundestag. Menurut laporan majalah Jerman Der Spiegel, NSA menyimpan lebih dari 300 laporan tentang Merkel di pusat data khusus para kepala negara dunia.
Kantor Kanselir Jerman tampaknya tak terlalu berharap masalah ini bisa diselesaikan dalam kunjungan ke Washington kali ini. Juru bicara Kanselir Jerman, Steffen Seibert, Jumat, 25 April 2014, mengatakan, satu kunjungan tidak akan cukup untuk menjernihkan pertanyaan yang tersisa soal pengawasan NSA dan karena itu "hasil nyata soal ini tidak bisa diharapkan."
Di Jerman, kritikus Merkel menuduhnya salah mengatasi dampak dari skandal spionase NSA di Jerman. Setelah pada awalnya mencoba untuk menyisihkan implikasi dari informasi yang diungkapkan oleh whistleblower Edward Snowden bahwa AS memata-matai warga Jerman, kanselir mendapati dirinya di pusat skandal ketika nomor HP-nya ditemukan dalam daftar pantauan NSA.
Thomas Oppermann, pemimpin parlemen dari Partai Sosial Demokrat, meminta Merkel untuk mencari jawaban konkret atas soal spionase NSA ini selama kunjungannya.
"Saya berharap bahwa kunjungan kanselir ke Amerika akan membantu membawa kesepakatan. AS tahu spionase adalah kejahatan di Jerman. Pengadilan Jerman tidak akan hanya diam saja dan menunggu sementara NSA terus tak terkendali," kata Oppermann saat rencana kunjungan Merkel ke Washington pertama kali diumumkan.
Merkel dikritik karena bukannya mendorong undang-undang perlindungan Eropa yang kuat atau melakukan kajian dari kesepakatan transfer data "Safe Harbor", ia justru berusaha untuk mengubah krisis menjadi peluang dengan meminta AS untuk menandatangani perjanjian "tidak saling memata-matai" dan memungkinkan Jerman masuk dalam five eye, kemitraan intelijen antara AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Selama kunjungan Desember lalu ke Jerman oleh penasehat keamanan nasional AS, Susan Rice, para pejabat Amerika dilaporkan menyatakan kekhawatirannya kepada rekan-rekan Jerman mereka bahwa setiap perjanjian bilateral anti-mata-mata antara kedua negara pasti akan memicu permintaan serupa dari negara lain. "AS tidak ingin menciptakan preseden," kata seorang pejabat Jerman.
GUARDIAN | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes Jadi Santo
Separatis Rusia Sandera 13 Pengamat Keamanan Eropa
Obama Janji Terus Dukung Malaysia Temukan MH370
Dituduh Teroris, Diplomat RI Diciduk Polisi Ceko
Presiden Setujui Pengunduran Diri PM Korsel