TEMPO.CO, Jakarta - Idris Sardi tak terhentikan oleh sakit. Suatu kali, pada Agustus 1994, orang heboh oleh "konser pamit"-nya. Nyatanya ia terus manggung. Lalu dokter memvonis ia mengidap kanker usus pada 1998, tetapi ia terus berkarya. Ia baru berhenti pada Senin, 28 April 2014 pagi tadi setelah Tuhan memanggilnya. (Baca: Idris Sardi Wafat)
Dikutip dari majalah Tempo edisi 27 Oktober 2013, Idris juga seperti tak terhentikan untuk menceritakan kisahnya. Ia menyilakan Tempo menambah kisahnya dari buku Idris Sardi, Perjalanan Maestro Biola Indonesia. Sang penulis, Fadli Zon, juga memberi izin.
Beragam penyakit, seperti maag kronis dan kanker usus, pernah menderanya. Terakhir ia divonis mengidap kanker paru-paru. Namun, itu semua tak menghalanginya untuk terus bermusik. Idris Sardi tetap saja sibuk dengan rekaman dan persiapan konser di Malaysia pada Januari lalu. Tempo harus menemuinya di studio, selain di rumah kerabatnya.
Saat wawancara, Idris Sardi terbatuk-batuk. Namun, ia tak menghentikan obrolannya. Bahkan, ketika suaranya seolah-olah tercekat, Idris terus mengisahkan kehidupannya. "Minum dulu," Santi Sardi, anaknya, menyarankan. "Papa kecapekan," kata Santi menjelaskan kondisi ayahnya.
TEMPO | ALIA FATHIYAH
Berita Terpopuler
Dari Mana Tersangka Kasus JIS Dapat Cairan Pembunuh?
Cara Bunuh Diri Tersangka JIS Tak Umum di LP
Debat Konvensi Demokrat Jadi Ajang Puji SBY