TEMPO.CO , Jakarta - Partai Demokrat menggelar debat publik terakhir konvensi penjaringan calon presiden dari Demokrat. Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni mengatakan debat publik merupakan rangkaian akhir proses penjaringan capres. "Selanjutnya mulai besok akan kami serahkan pada tiga tim survei untuk melihat mana yang patut menang," kata Maftuh dalam acara debat konvensi di Hotel Grand Sahid Jaya, Ahad, 27 April 2014.
Menurut Maftuh, selama ini banyak yang berpendapat agar konvensi dibubarkan saja. Apalagi, berdasarkan hasil pemilihan legislatif 9 April lalu, suara Demokrat hanya berkisar 10 persen. Namun, kata Maftuh, keberlangsungan konvensi tak bisa hanya dilihat berdasarkan hasil pemilu legislatif. "Ini politik karena politik bukan matematika," ujarnya.
Maftuh mencontohkan, pada Pemilu 2004, suara Demokrat hanya sekitar 7,2 persen. Namun kenyataannya, menurut dia, Demokrat tetap bisa mengusung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden dengan berkoalisi bersama beberapa partai. SBY pun berhasil menang dengan suara signifikan.
Berdasarkan pengalaman itu, kata dia, komite konvensi tak mau menyimpulkan hasil penjaringan begitu saja. "Kami tak tahu hasilnya, maka jangan klaim dulu. Kami berharap dan berdoa semoga sejarah 2004 terulang kembali."
Sebelumnya seluruh peserta konvensi sudah menjalani debat antarpeserta di sembilan kota besar, yakni Medan, Palembang, Bandung, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Bogor, Makassar, dan Ambon. Pemenang konvensi ditentukan berdasarkan hasil survei tiga lembaga independen. Survei dimulai sejak 28 April hingga 10 Mei 2014.
Sebelas peserta konvensi adalah Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, dan Sinyo Harry Sarundajang.
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat
Prabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi Surabaya
Aceng Fikri ke Senayan, Menteri Linda Tercengang