TEMPO.CO, Purwokerto - Dyah Handayani Nastiti, 22 tahun, adalah calon legislator termuda dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang masih berstatus mahasiswa kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto. Dyah lolos sebagai wakil rakyat di DPRD Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Saya ingin fokus di bidang kesehatan dan perempun, ingin meningkatkn pemberdayaan perempuan. Kalau tidak salah itu di Komisi D Bidang Kesra," kata Dyah, Ahad, 27 April 2014. Dyah mendapat 10.647 suara di daerah pemilihannya dan merupakan caleg dengan jumlah suara terbanyak ketiga se-Kabupaten Banyumas.
Dyah tidak menyangka bisa menyisihkan caleg inkumben yang sudah berpengalaman. "Itu benar dapil neraka karena inkumben di situ semua. Yang masih muda juga hanya saya dan Erik, penyanyi AADC (Ada Apa dengan Cinta)," katanya.
Meski masih berstatus mahasiswa, kata Dyah, nantinya setelah duduk sebagai anggota Dewan, program yang dia laksanakan adalah memberikan pengetahuan mengenai kesehatan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi setelah melahirkan.
Selain itu, Dyah juga ingin berbagi pengetahuan kepada remaja tentang masalah reproduksi. "Usia remaja sangat rentan dan tubuh mereka belum siap menerima kehamilan. Akhirnya, banyak bayi yang lahir tidak normal atau cacat bawaan," ujarnya.
Selain permasalahan kesehatan, masih banyak pula masalah sosial yang muncul, seperti banyaknya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, penjualan anak di bawah umur, dan lain-lain. Berbagai persoalan itu membuat Dyah menciptakan sebuah wadah yang dinamakan Paguyuban Putri Handayani (Piranti).
"Wadah ini nantinya akan bergerak untuk menampung aspirasi kaum perempuan, remaja, dan anak. Meskipun belum diresmikan, tapi secara konsep saya sudah ada," katanya. Dyah berencana mengambil cuti kuliah lantaran ingin fokus menjadi wakil rakyat.
ARIS ANDRIANTO
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Buron, Eks Bupati Semarang Menyamar Jadi Ustadz
Polisi: Ada Tujuh Kasus Kekerasan Seksual di JIS
Ragam Canda Juri Indonesian Idol