TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sebentar lagi akan mempunyai bandara udara swasta untuk pertama kalinya. Selain bandar udara, kawasan ini akan menjadi aerospace park pertama di Indonesia dengan beberapa maintenance repair service (MRO) pesawat akan beroperasi secara bersama.
Rencananya bandara dan aerospace park ini akan mulai beroperasi pada 2016 di Pulau Bintan. "Awalnya kita membangun bandara ini untuk mendukung fasilitas resort yang kita miliki di Bintan. Namun, kami melihat ada peluang usaha untuk membangun aerospace juga di sana," kata Frans Gunara, Direktur Eksekutif Gallant Venture, Selasa, 29 April 2014. (Baca:Hatta Akui Daya Saing Lemah Karena Infrastruktur)
Gallant Venture adalah investor yang mendanai pembangunan bandara itu. Rencananya investasi yang ditanamkan untuk pembangunan bandara sekitar 100 juta dolar, sedangkan investasi untuk aerospace park akan menelan US$ 100 juta.
Konsep pembangunan bandara ini akan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai tahap awal, bandara ini dibangun dengan kapasitas sekitar 2-3 juta penumpang per tahun. Sedangkan berdasarkan master desain pembangunan, bandara ini nantinya mampu menampung 50 juta penumpang per tahun dengan dua runway.
Galant Venture sudah berhasil menggandeng tiga MRO, yaitu Garuda Maintenance Facility (GMF), PT Muladatu selaku distributor ban untuk pesawat, dan Regent Aerospace sebuah perusahaan dari Amerika yang bergerak di bidang interior pesawat. "Jumlah MRO ini masih akan bertambah terus karena masih banyak MRO di Indonesia," kata Kurniadi, Presiden Direktur Muladatu. (Baca:Lagi, Swasta Ditawarkan Ikut Bangun Transportasi)
Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan menyambut baik rencana pembangunan aerospace park ini. Kata dia, aerospace park yang akan menempati lahan seluas 1300 ha di Pulau Bintan itu bisa mencuri peluang dari MRO di Singapura. "Punya mereka lahannya sudah sangat terbatas sehingga diharapkan larinya bisa ke Indonesia," ujarnya.
Keberadaan aerospace park diharapkan bisa meminimalkan perawatan pesawat domestik ke luar negeri sehingga terjadi penghematan devisa dan belanja luar negeri. "Hasil penghematan ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan industri dalam negeri," ujar Mangindaan.
AMIR TEJO
Berita Lain:
3 Korban Pedofil Buron FBI Ini Tewas Bunuh Diri
Bugil di Kantor, Hakim Wanita Bosnia Dipecat
Satu WNI di Jeddah Meninggal Akibat MERS-CoV