Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas Anak Temui Korban Malpraktek di Purwakarta  

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Ketua KPAI, Arist Merdeka Sirait mengunjungi PP(5 tahun), pasien yang mengalami luka meradang pada kedua lengannya di RS Hasan Sadikin, Bandung (1/5). Kedua tangan PP diamputasi akibat terserang bakteri ganas Pseudomonas Aeruginosa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Ketua KPAI, Arist Merdeka Sirait mengunjungi PP(5 tahun), pasien yang mengalami luka meradang pada kedua lengannya di RS Hasan Sadikin, Bandung (1/5). Kedua tangan PP diamputasi akibat terserang bakteri ganas Pseudomonas Aeruginosa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim Reaksi Cepat Komisi Nasional Perlindungan Anak mendatangi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin, Bandung, Kamis siang, 1 Mei 2014. Kunjungan itu untuk menemui seorang pasien bocah perempuan yang diduga menjadi korban malpraktek di sebuah klinik di Purwakarta.

Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan kedatangan tim untuk melihat kondisi bocah perempuan berinisial PP, 5,5 tahun. Anak itu telah menjalani perawatan selama 65 hari di Ruang Kenanga RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung, hasil rujukan sebuah klinik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. "Kondisi anak terlihat tegar dan berkomunikasi lancar, walau berbahasa Sunda," kata Arist di RSUP dr. Hasan Sadikin, hari ini.

Tim Perlindungan Anak ingin menemui ayah pasien itu. Tujuannya, untuk meminta izin operasi PP agar penyakitnya tidak bertambah parah. Kedua orang tua pasien sudah hidup pisah rumah tapi belum bercerai. "Ayah PP sepertinya tidak bertanggung jawab karena tidak merestui izin operasi dan tidak pernah menjenguk. Ini bisa disebut penelantaran," kata Arist.

Pada Jumat atau Senin pekan depan, Tim Perlindungan Anak akan menyambangi klinik yang merujuk pasien. Klinik itu dianggap pihak keluarga melakukan malpraktek. Tim ingin mendapat penjelasan lengkap dari klinik tersebut, kata Arist, karena pihak keluarga tidak mendapat informasi yang memadai soal penyakit dan kondisi pasien. "Kita lebih peduli pada hak sosial anak. Kalau benar terjadi kelalaian, kita harus bela," ujarnya.

Djatnika, dokter di RSUP dr. Hasan Sadikin, mengatakan pasien PP mengalami infeksi kulit berat yang disebabkan oleh bakteri. Ketika datang ke rumah sakit, kedua tangan pasien masih utuh, tapi sudah membusuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, kondisi empat jari tangan kanannya putus, juga separuh tangan kirinya. Penanganan untuk mencegah kondisi itu terhambat izin operasi dari ayah pasien. "Kendalanya itu. Kalau dibiarkan terus, bisa jadi sumber infeksi baru dari jaringan yang telah mati," katanya.

ANWAR SISWADI

Berita Terpopuler
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century 
Rieke Diah Bantah Berambisi Jadi Menteri Tenaga Kerja
PT PAL Incar Proyek Rekayasa Umum
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kak Seto Inginkan Satgas Perlindungan Anak Sampai Tingkat RT

28 Agustus 2021

Kak Seto tenar berkat acara anak-anak di stasiun televisi TVRI bersama Si Komo. Pria lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sempat menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak Pak Kasur. Instagram/@kaksetosahabatanak
Kak Seto Inginkan Satgas Perlindungan Anak Sampai Tingkat RT

Melihat tingkat kekerasan terhadap anak terus meningkat, Kak Seto menginginkan Indonesia memiliki Satgas Perlindungan Anak hingga tingkat RT.


Aduannya soal Anjay Dijawab Komnas Anak, Lutfi Agizal: Alhamdulillah

29 Agustus 2020

Lutfi Agizal. (Instagram - @lambe_turah)
Aduannya soal Anjay Dijawab Komnas Anak, Lutfi Agizal: Alhamdulillah

Laporan Lutfi Agizal soal kata anjay akhirnya dijawab Komnas Perlindungan Anak pada Sabtu, 29 Agustus 2020, lewat rilis resmi mereka.


Ingin Advokasi Anak Tahanan Rusuh 22 Mei, KPA Akan Usahakan Ini

24 Juli 2019

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, mendengarkan penjelasan pengasuh Pondok Panti Asuhan Gus Mad (kiri) di Pondok Pesantren Yatim Piatu Dhuafa Bayi Terlantar Millinium Roudlotul Jannah, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, 3 Agustus 2015. Kunjungannya terkait informasi pelanggaran hak anak yang di asuh. ANTARA/Umarul Faruq
Ingin Advokasi Anak Tahanan Rusuh 22 Mei, KPA Akan Usahakan Ini

Komnas Perlindungan Anak berkonsentrasi ingin membebaskan anak yang disangka melakukan tindakan melanggar hukum.


Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

18 September 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

Kuasa hukum RS Omni Alam Sutera tidak bersedia mengomentari keputusan hakim, yang menyatakan Rumah Sakit Omni terbukti bersalah atas kasus malpraktik.


RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

18 September 2018

Foto bayi kembar Jayred dan Jayden korban dugaan mal praktek RS OMNI di tangan ibunya Juliana Dharmadi. TEMPO/Dwianto Wibowo
RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

Ibu dua anak kembar itu merasa puas dengan keputusan pengadilan yang menyatakan RS Omni Alam Sutera terbukti malpraktik.


BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

12 September 2018

RSUD Pasar Minggu, Jakarta, 4 November 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

Setiap tahun DKI menggelontorkan Rp 1,5 triliun untuk membayar premi BPJS Kesehatan bagi pasien kelas III. BPJS Kesehatan defisit Rp 9,75 triliun .


Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

30 Agustus 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

Juliana Dharmadi, ibu kembar Jared dan Jayden Cristophel, korban dugaan malpraktik Rumah Sakit Omni menanggung beban hidup berat selama 10 tahun ini.


RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

29 Agustus 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

Juliana menuduh RS Omni lakukan malpraktik sehingga anak kembarnya buta, dia menggugat Rp 20 miliar.


Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

27 Februari 2018

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

Beredarnya rekaman video pelecehan seksual oleh seorang perawat menyentak kita semua.Tak mudah menuduh tenaga kesehatan melakukan pelecehan seksual.


BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

10 September 2017

REUTERS
BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

Pengamat BPJS Watch Timboel Siregar mendesak kepolisian untuk menyelidiki dokter dan petugas rumah sakit yang menolak bayi Debora.