TEMPO.CO, Jakarta - Pengawas Apartemen Laguna, Penjaringan, Jakarta Utara, Sandi, 60 tahun, mengatakan jendela kamar si bocah Spider-man, Valentino, 5 tahun, loncat bunuh diri memang tak memiliki teralis. "Sejak awal tak disediakan teralis oleh pengembang," ujar Sandi kepada Tempo, Jumat, 2 Mei 2014. (Baca: Anak Bunuh Diri di Penjaringan Suka Tiru Spiderman)
Valentino tewas setelah loncat dari lantai 19 pada Kamis, 1 Mei 2014, pukul 11.00 WIB. Kejadian itu berawal dari kemarahan kepada ibunya, Eva, 23 tahun, yang enggan menuruti permintaannya untuk pergi menonton film The Amazing Spider-Man 2 yang disutradarai Marc Webb.
Bocah itu mengganggap ibunya hanya peduli dengan adiknya. Ia pun langsung menunjukkan kemarahan dengan menutup dan mengunci pintu kamarnya, sebelum loncat dari jendela yang bisa ia jangkau karena dekat tempat tidur.
Jendela tempat Valentino loncat, meski tak memiliki teralis, lokasinya cukup tinggi dari permukaan lantai. Jarak jendela dengan lantai kurang-lebih 1,5 meter.
Valentino bisa mencapai jendela itu karena ada tempat tidur di dekat jendela. Sandi mengatakan jarak dari permukaan tempat tidur ke jendela kurang lebih 80 cm.
Sandi menambahkan bahwa developer juga tak pernah menghimbau penghuni apartemen untuk memiliki teralis. Walhasil, tak banyak penghuni apartemen memasang teralis. Harga pemasangan teralis bisa mencapai Rp 1 juta untuk satu jendela.
"Akibat kejadian ini, kami menggelar rapat soal masalah keamanan di apartemen. Kami akan mengajukan pemasangan teralis di apartemen agar kejadian naas ini tak terulang," ujar Sandi.
Kepolisian Sektor Penjaringan Jakarta Utara menyatakan Valentino meloncat atas kemauan sendiri. Namun, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang keamanan apartemen Laguna.
ISTMAN M.P.
Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini