TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan, menilai ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri, masih menyimpan rasa penasaran terhadap Susilo Bambang Yudhoyono. Mega, kata dia, ingin mengetahui alasan SBY mengkhianati Mega sepuluh tahun lalu.
"Mega masih baik, tidak mengambil kesimpulan, tidak langsung vonis," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Sumatera Utara itu kepada Tempo di Kafe Sopra, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Mei 2014.
Rasa ingin tahu Mega tersebut, menurut Panda, merupakan hal biasa. Menurut dia, jika benar SBY ingin bertemu dengan Mega, seharusnya Ketua Umum Partai Demokrat itu langsung bertandang ke rumah Mega. Selama ini, kata dia, SBY hanya mengirimkan perwakilan untuk menemui Mega.
Panda mengatakan pernyataan SBY yang ingin bertemu dengan Mega mempunyai tujuan tertentu. Dia mensinyalir pernyataan SBY itu untuk menciptakan stigma seakan-akan Mega angkuh. "Ingin membuat seakan-akan Mega sombong, Mega angkuh, tidak menerima SBY," katanya.
Sebelumnya, suami Ani Yudhoyono itu ingin menjalin komunikasi dengan Mega. SBY bahkan mengutarakan keinginannya lewat video yang diunggah lewat akun resminya ke YouTube. Politikus PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, enggan ambil pusing dengan permintaan SBY. "Kalau mau silaturahmi, ya, datang saja saat Lebaran besok," katanya, yang disambut gelak tawa para awak media.
Mega disebut merasa dikhianati SBY, yang kala itu menjabat Menteri Politik dan Keamanan. Ketika itu, SBY mengadakan pertemuan politik di kantornya. Tak hanya itu, Mega juga merasa ditelikung karena SBY menyebar informasi pernah ditolak saat melamar jadi calon wakil presiden Mega. Panda sendiri mengatakan SBY harus menjawab lima pertanyaan ketika bertemu dengan Mega. Persoalan antara SBY dan Mega sendiri dinilainya sebagai masalah pribadi.
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP |Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Jagal Tangerang Sakit Hati, Sekeluarga Dihabisi
Kode Tersangka JIS: Ada Anak, Mau Dikerjain Enggak?
Ahok Tak Percaya Survei Kemiskinan BPS