TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan videotron di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah, Hendra Saputra, mengaku disembunyikan setelah PT Imaji Media memenangi lelang proyek papan reklame dari layar LED itu. Dalam akta notaris, Hendra tercacat sebagai Direktur PT Imaji Media.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh Tempo, Hendra beserta istri dan anaknya diungsikan ke Samarinda, Kalimantan Timur, pada 1 April 2013. "Saya disuruh pergi pukul 05.00 WIB," kata Hendra.
Pria 32 tahun itu bercerita, dia dijemput dua anak buah Rievan Avrian, putra dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Syarief Hasan. Rievan diakui Hendra sebagai bos PT Imaji Media. (Baca: Tiga Anak Buah Syarief Hasan Cuma Teken Videotron)
"Pak Ka'im dan Kristi, sopir dan karyawan Rievan, mengantar kami ke bandara," kata pria tamatan kelas IV sekolah dasar tersebut.
Setibanya di Samarinda, Hendra dan keluarga dititipkan di rumah seseorang bernama Ikhlas Hasan. Selama tiga bulan, Hendra dan keluarga tinggal di Samarinda. Untuk keperluan sehari-hari, Hendra mengaku mendapat jatah duit dari Rievan Rp 1,5 juta per bulan. (Baca: Anak Syarief Hasan Disebut Otaki Korupsi Videotron)
"Duit itu dikirim melalui Ikhlas Hasan," kata Hendra.
Dalam dokumen yang diperoleh Tempo, Hendra menyatakan tak betah diasingkan. Dia sempat meminta kepada Ikhlas untuk pulang ke Jakarta. Namun Ikhlas malah menjelaskan risiko hukum yang mengintai Hendra. "Kamu tahu risikonya, yaitu akan dipenjara empat sampai enam tahun," kata Hendra menirukan.
Alasannya, berdasar dokumen proyek, Hendra adalah direktur perusahaan pemenang tender videotron. "Sedangkan nama Pak Rievan tidak ada," Hendra menambahkan.
Saat ini Hendra duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta atas dugaan korupsi pengadaan videotron di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah tahun anggaran 2012senilai sekitar Rp 23 miliar. PT Imajin Media diduga merugikan negara Rp 4,78 miliar. Namun Hendra menampik tuduhan terlibat dalam korupsi videotron. Dia mengaku hanya sekadar dijadikan boneka oleh Rievan Avrian.
INDRA WIJAYA