TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia pada 3 Mei, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung kembali menyerukan penghentian impunitas dan aksi kekerasan terhadap jurnalis. Seruan itu dikumandangkan dalam aksi damai di pelataran Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Sabtu, 3 Mei 2014. Aksi serupa digelar serentak oleh AJI di 37 kota di Indonesia untuk mendesak aparat agar serius mengungkap pembunuhan jurnalis Bernas Yogyakarta, Fuad Muhammad Syarifuddin alias Udin.
“Di Indonesia masih banyak terjadi kasus pembunuhan terhadap jurnalis, salah satunya kasus pembunuhan wartawan Udin yang belum tuntas. Bulan Agustus ini, kasusnya terancam kedaluwarsa akibat pembiaran,” ujar Ketua AJI Kota Bandung Adi Marsiela di Gedung Sate, Bandung, Sabtu, 3 Mei 2014. (Baca juga: Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Udin)
Udin diserang orang tidak dikenal pada Agustus 1996 dan meninggal pada 16 Agustus 1996. Hingga kini, polisi belum menemukan tersangka pembunuh Udin. Empat bulan lagi, kasus ini terancam kedaluwarsa. Karena itu, AJI Bandung menilai ketidakmampuan polisi mengungkap pembunuh Udin yang sebenarnya selama belasan tahun sebagai suatu kemunduran bagi institusi penegak hukum itu. "Selain Udin, masih ada tujuh wartawan lain yang dibunuh karena tugasnya dan karena beritanya. Sampai saat ini belum terungkap,” katanya. (Baca juga: Hakim Kasus Wartawan Udin Abaikan Saksi Ahli)
Dari data yang diperoleh AJI Bandung, sejak 1996, ada delapan kasus pembunuhan jurnalis yang sampai saat ini belum terungkap siapa pembunuh sebenarnya. Sejak Maret 2013 hingga April 2014 ada 43 kasus penganiayaan, ancaman, intimidasi hingga percobaan penganiayaan, dan perampasan alat kerja oleh berbagai pihak, seperti tentara, polisi dan PNS. “Jurnalis bertugas menyampaikan informasi kepada masyarakat. Ketika jurnalis dibungkam, informasi akan berhenti dan yang dirugikan adalah publik. Kebebasan pers harus dijaga,” kata Adi.
Dalam aksinya, AJI Bandung memasang poster besar bergambar wartawan Udin serta menggelar aksi teatrikal pantomim oleh Wanggi dan pembacaan puisi oleh penyair Bandung, Matdon. Puluhan jurnalis yang hadir turut mendukung aksi memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia tersebut. Setelah hadirin membacakan orasi, aksi damai ditutup dengan nyanyian lagu Indonesia Raya.
RISANTI
Berita lain:
Ahok: Jokowi Jangan On-Off
Soal Century, Raden Pardede Akui Sri Mulyani Lapor ke JK
Peresmian Rajawali Televisi Dihadiri SBY-JK
Abraham Samad: Serakah, Gaji Selangit Masih Korup
Jokowi di Yogya, Abraham Samad Pamit dari UGM
Jokowi Tunjuk Khofifah Jadi Jubir dalam Pilpres
Uang Kecil Mau Investasi? Coba SBR, ORI, dan Sukuk