TEMPO.CO, Sleman - Aktivitas kegempaan Gunung Merapi menurun sejak dinyatakan berstatus waspada pada 29 April lalu. Dentuman juga sudah sangat jarang terdengar. "Dari data, aktivitas Merapi cenderung turun," kata Lasiman Pecut, petugas pengamatan Gunung Merapi di pos Kaliurang, Pakem, Sleman, Ahad, 4 Mei 2014.
Dari data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada 29 April lalu terjadi gempa guguran sebanyak 8 kali, gempa low-frequency 52 kali, gempa tektonis 3 kali, gempa tele 1 kali, dan gempa high-frequency 2 kali.
Pada saat itu dentuman terdengar dari sejumlah pos pengamatan. Pos Babadan mencatat ada 17 kali dentuman, pos Jrakah 4 kali, pos Kaliurang 15 kali, dan pos Ngepos 1 kali. Sedangkan asap sulfatara membubung pada pukul 05.30 setinggi 25 meter.
Adapun pada Sabtu, 3 Mei 2014, hanya terjadi 3 kali gempa guguran, gempa multifase 2 kali, dan gempa tektonis 2 kali. Asap putih berembus setinggi 200 meter pada pukul 08.00 WIB. Dentuman tidak tercatat.
"Pada 4 Mei hingga pukul 06.00 terjadi 2 kali gempa multifase, 3 kali gempa guguran, dan gempa tele 2 kali, tidak tercatat suara dentuman," kata Pecut.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler:
Pendukung Jokowi Serang Prabowo dan Ical
Syafii Maarif Emoh Bertemu Boediono Soal Century
SBY: Ada Stasiun Televisi Yang Tidak Fair