TEMPO.CO, Semarang - Badan Narkotika Nasional Jawa Tengah menggelar pelatihan bagi karyawan perusahaan jasa pengiriman paket untuk menggagalkan pengiriman narkotik dan obat terlarang, Sabtu, 3 Mei 2014. Kepala BNN Jawa Tengah Sutarmono meminta perusahaan jasa pengiriman memperhatikan identitas palsu. “Cara pengiriman narkoba lewat jasa paket itu dengan cara menyamarkan alamat dan intensitas pengirim,” ujar Sutarmono.
Menurut dia, rata-rata pengiriman narkoba lewat jalur laut sekitar 80 persen. “Jalur laut itu dinilai aman dibanding lewat udara karena sistem keamanan bandar udara,” katanya. Di Jawa Tengah, peredaran narkoba yang tinggi ada di Solo, Cilacap, Semarang, Banyumas, Magelang, Tegal, dan Pekalongan.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengiriman Jasa Ekspres Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Wahyudi Panca, membenarkan pendapat BNN itu. Menurut dia, sering kali bandar narkoba memanfaatkan kurir untuk mengantar. “Caranya dengan menyamarkan barang yang datanya ditulis buku, tapi isinya bukan buku, melainkan narkoba,” kata Wahyudi.
Saat ini standar kerja asosiasi jasa pengiriman barang selalu membuka barang yang dititipkan. Bahkan Asperindo punya pengalaman ada kurir yang digerebek BNN atas kerja sama perusahaan pengiriman. “Kami ada 30 perusahaan kargo di Jawa Tengah siap kerja sama dan menjadi saksi,” katanya.
Dia berharap pelatihan itu mampu membekali pegawai jasa pengiriman paket agar waspada terhadap peredaran narkoba. “Kami juga membantu BNN melaporkan bila ada barang yang mencurigakan dalam pengiriman,” katanya.
EDI FAISOL