TEMPO.CO, Yogyakarta - Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan penegak hukum yang membahas pemulihan aset negara dalam kasus korupsi di Asia-Pasifik di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin, 5 Mei 2014. "Kejaksaan Agung menjadi tuan rumah," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta Purwanta Sudarmadji, Ahad, 4 Mei 2014.
Purwanta menjelaskan, acara bernama Steering Group Meeting For Asset Recovery Interagency Network-Asia Pacific itu membahas uang hasil tindak korupsi yang sering dibawa kabur ke luar negeri. "Negara di Asia-Pasifik telah berkomitmen untuk mengembalikan aset yang dilarikan keluar negeri ke negara asal," kata Purwanta.
Delegasi yang akan mengikuti pertemuan selama dua hari di antaranya berasal dari Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Cina, dan Thailand. Dalam pertemuan ini akan dibahas upaya menjalin kerja sama dan komitmen bersama soal pemulihan aset negara, baik aset yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi maupun perdata.
Acara ini, kata Purwanta, digelar setiap tahun dengan tuan rumah berbeda-beda. Sebab, tiap negara mempunyai kendala dalam pengembalian aset negara yang dilarikan ke luar negeri. Banyak aset atau dana dari suatu hasil kejahatan korupsi ataupun perdata yang dilarikan atau dipindahkan ke luar negeri. Itu sebabnya penegak hukum sulit menyita atau mengembalikan aset itu. Namun Indonesia pernah berhasil membawa kembali aset hasil korupsi dari luar negeri.
Purwanta mencontohkan, pada tahun lalu, Kejaksaan Agung Republik Indonesia berhasil mengembalikan aset dari hasil kejahatan sebesar Rp 2,5 triliun. Masing-masing negara, kata dia, punya kesulitan tersendiri ketika akan mengembalikan aset yang disembunyikan di luar negeri. Antara lain prosedur yang rumit dan pelaku kejahatan yang semakin cerdik menyembunyikan harta hasil tindak kejahatannya.
Dalam pertemuan itu juga akan dibahas soal rumitnya pengembalian aset dari luar negeri. Juga soal deportasi warga suatu negara yang terkait dengan kasus kejahatan. Tak jelas apakah Singapura hadir dalam acara ini. Negara tetangga ini sering menjadi tempat pelarian koruptor Indonesia.
MUH SYAIFULLAH