TEMPO.CO , Jakarta - Analis dari Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR001 yang baru saja ditawarkan pemerintah sangat menarik. Sebab bunga yang ditawarkan cukup tinggi.
"Suku bunganya bisa di-adjust up tapi tak bisa di-adjust down. Ini bagus buat yang mau beli," kata Satrio saat dihubungi, Sabtu, 3 Mei 2014. (Baca: Mau Investasi? Pertimbangkan Obligasi SBR001)
Menurut Satrio, kalau perekonomian memburuk para pemegang SBR tetap tak akan mengalami penurunan bunga. Justru mendapat kenaikan dari bunga sekarang sebesar 8,75 persen. Orang yang pegang SBR, kata Satrio, bakalan aman. "Return-nya lebih tinggi," kata Satrio.
Dalam rilis pers Kementerian Keuangan, SBR001 yang mulai ditawarkan pada 2 Mei 2014 itu tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama (31 Mei - 20 Agustus 2014) sebesar 8,75 persen. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan sampai dengan jatuh tempo pada 20 Mei 2016.
Namun Satrio menyebutkan, kelemahan SBR ini hanya tak bisa diperdagangkan di pasar sekunder seperti halnya Obligasi Ritel Indonesia dan Sukuk Ritel Indonesia. Pemegang SBR001 harus menunggu hingga jatuh tempo. "SBR ini buat mereka yang dananya nganggur. Hitungannya deposito jangka panjang. Tapi jelas tidak syariah," katanya. (Baca: Uang Kecil Mau Investasi? Coba SBR, ORI, dan Sukuk)
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana menawarkan SBR seri SBR001 ini mulai 2-22 Mei 2014. Jatuh tempo SBR001 pada 20 Mei 2016 dengan minimum pemesanan Rp 5 juta dan maksimum pemesanan Rp 5 miliar. Jenis kupon SBR001 adalah mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor). SBR001 kini telah tersedia di 21 agen penjual yang ditunjuk Kementerian Keuangan.
KHAIRUL ANAM
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta Ini
Tak Serahkan iPod, Boediono Bisa Dijerat Pasal Suap
Ahok: Jokowi Jangan On-Off