TEMPO.CO, Jakarta - Mengayuh sepeda pada pukul dua pagi, saat hari masih gelap, dengan earphone di telinga nyaris membahayakan keselamatan Lulu Dewayanti Drachman.
Menjelang sahur pada bulan Ramadan 2008, mantan model ini sempat nyungsep ke sebuah lubang besar di jalanan di seputar Sentul, Bogor. "Itu awal saya keranjingan bersepeda. Karena keasyikan, saya tak memperhatikan teriakan teman-teman yang mengingatkan saya ada lubang besar di depan," kata Lulu, Rabu dua pekan lalu.
Tapi perempuan 47 tahun itu tak jera menggowes sepeda. "Sebentar saja traumanya. Tiga hari kemudian saya aktif lagi menggowes sepeda, karena saya jatuh cinta dengannya. Olahraga ini untuk menyehatkan dan membugarkan tubuh dan jiwa saya yang tak lagi muda," ujarnya.
Banyak selebritas yang senang bersepeda, seperti Tora Sudiro, Mieke Amalia, dan Widi “Vierra”. Lulu termasuk selebritas yang memanfaatkan sepeda untuk melancong. Ada pula Mathias Muchus, yang rutin bersepeda dari Bintaro ke tempat syutingnya, dan bahkan menjelajahi rute Yogyakarta-Bandung. Penyanyi Nugie bahkan ke mana-mana membawa sepeda lipat.(Baca :Ahok Naik Bus, Jokowi Gowes ke Balai Kota )
"Saya suka dengan olahraga di alam terbuka yang penuh tantangan untuk mengatasi medan di pegunungan, jalan berbukit, jalan setapak, tanjakan curam. Pokoknya seru," kata Lulu, yang aktif di Klub Idea Mselap, klub yang anggotanya rutin menggowes sepeda setiap Sabtu dan Minggu ke Puncak, Bogor; sekitar Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan; atau sekadar mengitari kawasan Jalan Sudirman, Jakarta.
Lulu juga membawa sepedanya ke tempat yang jauh. Dia pernah bersepeda mengitari Ubud, Jimbaran, dan Ulu Watu di Bali. Pekan lalu, dia menggowes sepedanya ke Bangka dan Bintan. Pemeran Saoda dalam film Ca Bau Khan ini juga pernah bersepeda ke Singapura. Untuk perjalanan jauh ini, dia biasanya membawa sepeda lipat.
Bagi Lulu, bersepeda bermanfaat bagi kesehatan dan pergaulan serta untuk bersenang-senang. "Habis, bersepedanya ceria, ketawa terus, happy, bisa juga jadi ajang kuliner icip-icip makanan di berbagai tempat dan tetap bergaya," katanya.
Adapun sepeda dan Nugie hampir tak dapat dipisahkan. Penyanyi 43 tahun ini memakai sepeda lipat merek Brompton warna oranye seberat 12 kilogram untuk sarana transportasinya ke mana-mana. Dia biasa menggowes sepeda dari kediamannya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, ke tempat syuting, pentas, atau rapat di Kemayoran, Ancol, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Kapuk, dan Serang. Personel Dance Company ini menempuh jarak terjauh dengan sepeda ketika berkeliling Bali.
Bersepeda adalah hobi dan nostalgia masa kecilnya. Dia bercerita, dia dibesarkan oleh ayahnya, seorang prajurit di TNI Angkatan Darat. Keluarganya sederhana dan dia tak banyak mendapat uang saku.
"Nah, supaya uang jajan saya awet, saya bersepeda. Dan hobi ini kini bukan hanya nostalgia, tapi juga jadi kebutuhan,” kata Nugie pada Selasa lalu.
Pria yang pernah menjadi duta World Wildlife Fund ini mulai rajin bersepeda sejak 2008 dan pada tahun itu pula dia menjual mobil pribadinya. Bagi Nugie, bersepeda membuatnya sehat secara fisik dan psikis. Dengan bersepeda pula dia dapat mengamati segala hal yang dia lalui hingga ke kawasan kumuh dan pelosok. Dari situ pula dia mendapat banyak inspirasi untuk menciptakan lagu.
"Yang utama, bersepeda juga menebalkan semangat saya sebagai sukarelawan dalam mengkampanyekan agar masyarakat menjaga lingkungan. Bersepeda kan antipolusi, antimacet, dan sehat."
Nugie bersepeda dengan peralatan lengkap, mulai jaket, penutup kepala, kacamata, hingga tentu saja Google Maps sebagai petunjuk ketika berada di jalan yang sama sekali tak dikenal. Pengalaman unik dan seru Nugie yakni pernah melintasi sebuah kawasan kumuh di Bungur pada pagi hari pukul setengah enam dan menemukan tempat ngopi serta kue pancong yang membuatnya mampir menyatu dengan para penikmat kedai tersebut yang kebanyakan para buruh kasar.
"Umumnya di jalan banyak yang enggak mengira siapa saya, meski ada juga yang kenal karena saya bersepeda warna jingga yang gampang dikenali. Tetapi saya menikmati ini semua."
Hal menyedihkan bagi Nugie adalah ia tak bisa bersepeda bersama teman-temannya pada Sabtu atau Minggu karena pada akhir pekan dia justru harus bekerja. "Tapi kini ada kegiatan rutin yang saya lakukan: menggowes sepeda dengan anak-anak saya pada pukul enam-tujuh pagi ke Ragunan," katanya.
HADRIANI P
Berita Terpopuler
Ternyata Ada Kanker yang Dapat Disembuhkan
Gerakan Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia
Memberi Kesempatan Anak Autis Berkarya dan Bekerja
Berbagai Manfaat Keju Bagi Tubuh