TEMPO.CO, Padang - Siswi madrasah tsanawiyah (MTs) yang menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, mengikuti ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama, Senin, 5 Mei 2014. Siswi 15 tahun itu mengerjakan ujian di rumahnya. Meskipun masih dalam perawatan karena mengalami trauma, ia bisa menyelesaikan soal bahasa Indonesia dalam waktu dua jam, dari pukul 07.30 hingga 09.30 WIB.
"(Ujian) berjalan lancar. Dia bisa menyelesaikan jawaban soal UN itu," ujar Nora, pendamping dari Lembaga Perlindungan Anak. Karena siswi itu kelelahan setelah menyelesaikan ujian, “Kita bawa dia jalan-jalan untuk refreshing," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota Defri mengatakan pengawasan ujian dilakukan oleh perwakilan Dinas Pendidikan dan guru siswi tersebut. "Semuanya berlancar aman," ujar Defri.
Nora mengatakan siswi itu sempat pingsan saat polisi mendatangi rumahnya pada Ahad malam, 4 Mei 2014. "Korban masih sering pingsan jika ada pembicaraan dan hal-hal yang mengingatkannya kembali kepada peristiwa tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, psikolog dari Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Uswardani mengatakan korban pemerkosaan itu harus dibawa kembali ke situasi normal. Dengan begitu, pemulihan korban bisa dilakukan melalui mekanisme positif. "Malah baik jika korban ingin ikut UN, sehingga tak terkungkung dengan trauma masa lalu," ujar psikolog itu.
ANDRI EL FARUQI
Berita terpopuler:
Perbandingan Bank Century dengan Bank IFI dan Indover
Rupiah Menguat, Jangan Senang Dulu
Ketidakpastian Koalisi Capres Bakal Koreksi Pasar