TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2014 (year-on-year) hanya tumbuh 5,21 persen. Kepala BPS Suryamin mengatakan, jika dibandingkan dengan kuartal IV 2013, pertumbuhan ekonomi hanya 0,95 persen.
“Pertumbuhan year-on-year tertinggi pada pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 10,23 persen dan kontruksi 6,54 persen,” kata Suryamin dalam konfrensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin, 5 Mei 2014.
Sedangkan untuk listrik, gas, dan air bersih, BPS mencatat terjadi pertumbuhan 6,52 persen. Menurut dia, pertumbuhan dari sektor itu disebabkan oleh penjualan listrik yang sangat tinggi mencapai 7,58 persen karena dampak dari pemilu. “Kuartal I memang didorong oleh pemilu.”
Adapun pertumbuhan berdasarkan quarter-to-quarter sebesar 0,95 persen ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan yang tumbuh sebesar 22,79 persen. Selain itu, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan cukup tinggi sebesar 2,19 persen. “Sedangkan pengangkutan dan komunikasi tidak terlalu tinggi, hanya 1,11 persen,” ujarnya.
Adapun pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 5,61 persen, konsumsi pemerintah terjadi pertumbuhan sebesar 3,58 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 5,13 persen. Sedangkan ekspor turun 0,78 persen dan impor turun 0,66. “Kecepatan penurunan impor lebih tinggi daripada ekspor sehingga neraca perdagangan kemarin mengalami surplus,” ujarnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita terpopuler:
Perbandingan Bank Century dengan Bank IFI dan Indover
Rupiah Menguat, Jangan Senang Dulu
Ketidakpastian Koalisi Capres Bakal Koreksi Pasar