TEMPO.CO, Bandung - Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi kembali muncul dalam ujian nasional (UN) SMP Bahasa Indonesia pada Senin, 5 Mei 2014. Akibatnya terjadi kekacauan UN di hari pertama tersebut. "Gara-garanya ada penggantian soal yang mendadak. Karena ada soal menyangkut nama seseorang, jadinya ada perubahan," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat M. Wahyudin Zarkasy saat memantau UN di SMP Negeri 4 Bandung, Selasa, 6 Mei 2014.
Zarkasy membenarkan adanya nama Gubernur DKI Jakarta Jokowi dalam UN SMP Bahasa Indonesia yang diikuti oleh lebih dari 700 ribu peserta ujian di Jawa Barat. Penyebab penggantian soal karena adanya protes yang muncul saat nama Jokowi juga tercantum dalam salah satu soal UN SMA. Tapi, penggantian soal tidak berlaku di soal yang menggunakan huruf braille, sehingga nama Jokowi tetap muncul di lembar soal itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan penggantian soal itu untuk mengganti soal lama yang masih mencantumkan nama Jokowi. Penggantiannya dilakukan dengan mengganti lembaran soal UN SMP untuk Bahasa Indonesia nomor 1-12. "Soal itu kita terima H-2. Kita gak berani buka, namun pada hari pertama ujian justru ribut," kata dia.
Karena persoalan itu, Elih mengusulkan agar soal nomor 1-12 UN SMP Bahasa Indonesia dianulir. "Kalau saya sih sarannya dianulir saja. Dipakai hanya soal nomor 13 ke sana, itu lebih aman," kata dia.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan peristiwa yang menonjol dalam pelaksanaan UN SMP hingga saat ini hanya soal masih tercantumnya nama Jokowi. "Ada soal yang sempat diubah, ada yang nggak sempat," kata dia saat memantau UN di SMP Negeri 4 Bandung, Selasa, 6 Mei 2014.
Menurut Deddy, pencantuman nama Jokowi dalam soal jadi ramai gara-gara bersamaan dengan tahun politik, jelang pemilihan presiden. "Kalau bukan tahun politik. Ini nggak akan jadi persoalan, nggak ada masalah. Karena ini tahun politik, semua dipolitisir," ujarnya.
AHMAD FIKRI