TEMPO.CO, Adelaide - Tanpa disadari sejumlah bahan kimia terserap ke dalam tubuh kita. Tiga bahan utama, akrilamida, aluminium, dan perklorat masuk dalam tubuh kita tiap hari. Demikian temuan terbaru Food Standards Australia New Zealand.
Dalam penelitian bertajuk The 24th Australian Total Diet Study, mereka menguji 94 makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi tiap hari. Bagian pertama dari studi ini menguji tiga bahan kimia: akrilamida, aluminium, dan perklorat. Hasilnya, tingkat akrilamida berada di ambang batas bagi kesehatan manusia.
Akrilamida adalah zat yang biasa digunakan untuk pengolahan air. Secara alami, zat ini berada dalam makanan yang kaya karbohidrat yang dipanaskan pada suhu tinggi dengan memanggang, membakar, dan menggoreng.
"Akrilamida yang terbentuk dalam reaksi kimia alami membentuk warna cokelat dan tekstur renyah," kata Profesor Ian Rae, peneliti di University of Melbourne. Bahan kimia ini diketahui menyebabkan kanker pada hewan, tetapi pada manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, eksposurnya tidak diketahui.
Peneliti menemukan bahwa sereal dan makanan berbasis gandum merupakan sumber utama dari akrilamida dalam makanan yang kita konsumsi, diikuti oleh makanan ringan, bumbu, kentang goreng, dan produk daging. Tingkat sangat tinggi bahan kimia ini ditemukan pada daging sapi cincang goreng, bawang goreng, minuman energi rasa cokelat, asparagus panggang, dan kacang panggang.
"Daging sapi cincang memiliki luas permukaan yang tinggi yang akan memungkinkan untuk membentuk akrilamida jika terdapat bahan kimia prekursor yang tepat," katanya. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode memasak dan luas permukaan makanan yang terpapar panas dapat menjadi faktor yang berkontribusi dalam pembentukan akrilamida."
Dalam penelitian ini, buah dan sayuran segar dikecualikan. "Pembentukan akrilamida dalam buah-buahan mentah dan sayuran sangat tidak mungkin," kata Rae. Ia mengatakan meminimalkan gorengan dan karbohidrat olahan adalah langkah bijaksana.
Namun Ian Musgrave, dosen senior di Fakultas Kedokteran University of Adelaide meminta publik untuk tak berlebihan merespons hasil studi ini. Temuan tentang akrilamida, misalnya, layak membuat konsumen berhati-hati, walau dalam banyak kasus masih bisa ditoleransi. "Masalahnya adalah, sementara tingkat yang aman dikonsumsi sebenarnya adalah 50 kali lebih rendah dari ambang batas aman, regulator di banyak negara cenderung menetapkannya menjadi 500 kali lebih rendah," katanya.
SMH | INDAH P