TEMPO.CO, Surabaya - Indonesia dikhawatirkan akan kebanjiran opium akibat panen raya di Afganistan saat ini. Barang haram itu diperkirakan sampai ke Indonesia sekitar September 2014. “Kami imbau agar masyarakat selalu waspada,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Jawa Timur, Iwan A. Ibrahim, kepada wartawan di Mapolda Jawa Timur, Selasa, 6 Mei 2014.
Sebelum tiba di Indonesia, barang haram itu ditumpuk di beberapa negara. “Salah satunya adalah Malaysia yang menjadi tempat penumpukan opium.” Dari Malaysia, barang itu diecer ke berbagai negara dengan berbagai cara serta jalur alternatif, baik jalur udara maupun laut. Sehingga pengamanan di dua jalur itu terus ditingkatkan mengingat sudah banyak pelaku yang tertangkap.
Titik-titik peningkatan pengamanan itu adalah seluruh pelabuhan, bandara, dan perbatasan. Para bandar banyak menggunakan modus baru. Di pelabuhan, misalnya, opium digabungkan dengan barang-barang di dalam kontainer, lalu dibawa kurir. Ada pula yang dibawa oleh kapal-kapal kecil. “Mereka jarang membawa sendiri barang itu.”
Opium atau candu adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu yang belum matang. Opium merupakan jenis narkotika alami yang biasanya digunakan dengan cara dihisap. Bahayanya tidak jauh beda dengan narkotika, yaitu membuat pikiran dan badan segar. Namun efek itu hanya sesaat karena setelah itu pengguna akan kelelahan dan tertidur. Buah ini dapat membuat ketagihan sehingga sulit untuk berhenti menggunakannya.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler:
Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes
Jokowi Bertemu 13 Dubes Timur Tengah Malam Ini
Kata Jokowi Soal Meninggalnya Bocah Renggo
Prabowo-Aburizal, Helikopter dan Cipika-cipiki
Didakwa Banyak Kasus, Atut Terancam Tua di Bui