TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat memperkirakan pertumbuhan industri tahun ini tidak bakal mencapai target 6,4 persen. "Pertumbuhan industri 6 persen dianggap terlalu optimistis, jadi sedikit di bawah 6 persen," kata Hidayat di Kementerian Perindustrian, Selasa, 6 Mei 2014.
Prediksi itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat produk domestik bruto (PDB) pada triwulan pertama 2014 hanya tumbuh 5,21 persen dibanding periode yang sama pada 2013. Sedangkan PDB non-migas tumbuh 5,56 persen dibanding triwulan pertama 2013.
Hidayat mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini salah satunya disebabkan oleh larangan ekspor bijih mineral mentah yang berlaku sejak pertengahan Januari 2014. Selain menekan ekspor, kinerja industri juga merosot akibat larangan ekspor ini.
Menurut dia, penurunan sementara akibat larangan ekspor bijih mineral sudah diperkirakan pemerintah. Perlambatan pertumbuhan industri diperkirakan terjadi dalam dua-tiga tahun ke depan. Namun, kata dia, larangan ekspor bahan mentah mineral ini memiliki tujuan jangka panjang.
"Setelah industri smelter tumbuh di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi akan meningkat secara signifikan," ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan melambatnya pertumbuhan industri saat ini akibat melemahnya pasar di luar dan dalam negeri. Ia membenarkan larangan ekspor mineral mentah menekan pertumbuhan ekonomi karena melemahkan daya beli masyarakat.
"Karena tidak boleh ekspor, sementara smelter juga belum jadi, daya beli orang-orang di wilayah pertambangan menurun. Mereka menahan beli mobil dan lain-lain," kata Sofjan.
Koordinator Forum Koordinasi Asosiasi Nasional, Franky Sibarani, mengatakan melemahnya pasar di dalam negeri membuat omset tumbuh tak semenarik yang direncanakan. Faktor lain yang membuat pertumbuhan industri tahun ini di bawah 6 persen, menurut Franky, adalah kenaikan tarif tenaga listrik.
"Kalau listrik naik, ada perusahaan yang tidak bisa bersaing tutup. Ada lagi industri kaca, karena tarif listrik naik 38 persen, dia menunda perluasan pabrik," kata Franky.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Baca juga:
Kuartal I 2014, Ekonomi Bertumbuh 5,21 Persen
Sektor Logistik dan Komunikasi Tumbuh Tertinggi
Terpopuler:
Dewan: Risma Sia-sia Menutup Dolly
Mahasiswa Indonesia di Australia Tolak Prabowo
Foto Seksi Maria Renata Disorot Media Australia