TEMPO.CO, Kudus - Kepala Bagian Operasional Polres Kudus Kompol Tugiyanto
mengatakan pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Kabupaten Kudus berlangsung aman dan lancar. Pihaknya telah bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Panitia Pengawas ujian di masing-masing sekolah. “Ada 223 petugas yang diturunkan pada pelaksanaan ujian kali ini”, kata Tugiyanto saat di temui di ruangannya, Rabu, 7 Mei 2014.
Terdapat 114 sekolah SMP sederajat se-Kabupaten Kudus yang mengikuti UN, yang terbagi ke dalam 15 subrayon. Menurut Ketua Panitia Pengawas Ujian Nasional SMP 1 Kudus Endang Siwi Ekowati, pada penyelenggaran UN tahun ini, naskah soal disimpan di masing-masing sekolah dan tidak lagi terpusat di subrayon. “Hal ini tentunya akan memudahkan pihak sekolah dalam mendistribusikan soal ke siswa”, katanya.
Baca Juga:
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti kebocoran naskah soal. Pihak Polres Kudus memerintahkan dua petugas kepolisian untuk berjaga selama 24 jam, mengawasi ruang penyimpanan naskah soal. Selain itu, selama berlangsungnya UN terdapat dua polwan berpakaian bebas yang ikut mengawasi serta seorang petugas patroli yang bertugas mendokumentasikan kegiatan petugas keamanan, panitia pengawas, dan ruang tempat penyimpanan naskah.
Pada ruangan tempat penyimpanan naskah soal telah dipasangi tiga lapis kunci pengaman, yang masing-masing dipegang oleh petugas polisi, panitia pengawas ujian, dan pihak sekolah. “Jika yang satu hilang, maka ruangan tidak akan terbuka”, kata Tugiyanto.
Pada pelaksanaan tahun ini, terdapat 13.009 siswa yang terdaftar mengikuti pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat di se-Kabupaten Kudus. Hari ini merupakan hari ketiga berlangsungnya UN, dengan mata pelajaran yang diujikan Bahasa Inggris.
Dua siswi kelas IX, SMP 1 Kudus Avior dan Belladona, mengaku tidak ada kendala dalam mengerjakan soal ujian Bahasa Inggris. Mereka optimis dengan jawaban mereka di Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN). Untuk menghindari adanya kecurangan siswa pada pengerjaan soal, sejak tahun lalu pemerintah menggunakan barcode dimasing-masing naskah soal dan lembar jawaban. Siswa akan menerima 20 soal yang berbeda di setiap kelasnya.
FARAH FUADONA