TEMPO.CO, Semarang - Hasil survei Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2014 melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2013. Saldo bersih tertimbang (SBT) menunjukkan kegiatan usaha pada triwulan I sebesar 12,23 persen, lebih rendah dari capaian SBT akhir 2013 sebesar 19 persen.
"Sedangkan periode yang sama tahun lalu 14,22 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Sutikno, Selasa, 6 Mei 2014.
Menurut dia, perlambatan kegiatan perekonomian diperkirakan hanya sementara karena lebih didorong oleh faktor siklus musiman. Ia menjelaskan perlambatan kegiatan usaha terjadi pada beberapa sektor ekonomi, yaitu industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian.
Perlambatan kegiatan usaha itu disebabkan oleh penurunan permintaan domestik, faktor cuaca yang kurang mendukung, dan meningkatnya biaya produksi. "Itu seiring dengan kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan tarif tenaga listrik," Sutikno menambahkan.
BI menyimpulkan kegiatan investasi pada triwulan I 2014 tumbuh moderat. Hal itu tercermin dari SBT realisasi investasi sebesar 10,25 persen. Sedangkan pada sektor jasa-jasa tercatat SBT realisasi investasi 4,26 persen; sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan 3,85 persen; dan sektor konstruksi 2 persen.
Catatan SBT pada tiga sektor ekonomi utama justru terkoreksi masing-masing pada sektor industri pengolahan minus 0,48 persen; pertanian minus 0,01 persen; serta sektor perdagangan hotel dan restoran minus 0,04 persen. Selain catatan itu, Bank Indonesia juga menilai kapasitas produksi terpakai menurun hingga 80,1 persen; lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 75,58 persen.
"Peningkatan kapasitas produksi yang relatif tinggi hanya terjadi pada sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 85,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 75,58 persen," katanya.
Catatan itu juga menunjukkan kapasitas produksi sektor industri pengolahan sebesar 76,07 persen atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 77,08 persen. Sedangkan untuk sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan turun menjadi 69,42 dari triwulan sebelumnya 73.
Kepala Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi BI Wilayah V, Hesti Candra Sari, mengatakan melambatnya perekonomian juga dampak dari peningkatan tekanan harga jual. "Hal ini tercermin dari pencapaian SBT triwulan I 2014 sebesar 30,12 persen yang lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2013 sebesar 16,91," ucap Hesti.
Menurut dia, hasil survei responden menunjukkan kenaikan harga bahan baku menjadi penyebab utama peningkatan harga jual. Kenaikan bahan baku ini diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II 2014, meski sudah mulai moderat.
Ia menjelaskan di dalam hasil survei yang sama disebutkan perekonomian Jawa Tengah diperkirakan kembali tumbuh kencang pada triwulan II 2014. Hal ini tercermin pada SBT yang diekspektasikan meningkat tajam menjadi 45,03 persen, seiring meningkatnya penggunaan tenaga kerja.
"Diperkirakan seluruh sektor ekonomi pada triwulan II 2014 akan ekspansi," katanya. Kecenderungan itu berdasarkan perkiraan meningkatnya permintaan domestik menjelang hajatan pemilihan umum presiden, datangnya masa libur sekolah, dan persiapan Lebaran.
EDI FAISOL
Baca juga:
Kuartal I 2014, Ekonomi Bertumbuh 5,21 Persen
Sektor Logistik dan Komunikasi Tumbuh Tertinggi
Terpopuler
Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes
Kata Jokowi Soal Meninggalnya Bocah Renggo
Didakwa Banyak Kasus, Atut Terancam Tua di Bui