TEMPO.CO, Kediri - Sedikitnya 100 aktivis buruh dari berbagai organisasi yang tergabung dalam Koalisi Bersama Politik Kerakyatan untuk Marsinah akan mendatangi makam Marsinah di Nganjuk, Jawa Timur, Kamis, 8 Mei 2014. Sebelumnya, mereka telah melakukan konvoi dalam gerakan Obor Marsinah dari Jakarta menuju Surabaya.
Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Nganjuk Komisaris Edy Santoso mengatakan para aktivis buruh itu akan masuk ke wilayah Nganjuk pada Kamis pagi, 8 Mei 2014. Mereka langsung menuju makam Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, untuk berziarah. "Rencananya seratus orang menaiki sepeda motor," kata Edy kepada Tempo, Rabu, 7 Mei 2014.
Rombongan itu, menurut Edy, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Malam ini mereka diketahui sudah tiba di Madiun dan akan melanjutkan perjalanan ke Nganjuk. Sebanyak tujuh personel polisi sejak Rabu malam, 7 Mei 2014, disiagakan di Desa Nglundo untuk memantau pergerakan aktivis buruh. (Baca: 20 Kasus Marsinah Gelap, Aktivis Nyalakan Lilin)
Gerakan Obor Marsinah yang dimaksudkan memperingati Hari Buruh ini diprakarsai oleh Politik Rakyat, Perempuan Mahardhika, Federasi Buruh Lintas Pabrik, Radio Komunitas Buruh Perempuan MARSINAH FM dan Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan. Mereka menempuh perjalanan darat Jakarta-Surabaya sambil mengkampanyekan perjuangan buruh. Aktivitas itu berlangsung sejak tanggal 1 sampai 10 Mei 2014. Pada hari ini, Rabu, 7 Mei 2014, di makam Marsinah tidak ada aktivitas apa-apa. (Baca: Aktivis Buruh Perbaiki Makam Marsinah)
Marsinah, aktivis buruh, menghembuskan nafas terakhir tanggal 8 Mei tahun 1993. Mayatnya ditemukan di Dusun Jegong, Desa Wilangan, perbatasan Madiun, Nganjuk. Di tubuhnya ada bekas penyiksaan yang keji. Dia meninggal di usia 24 tahun dan diakui oleh para buruh sebagai pahlawan nasional.
HARI TRI WASONO
Terpopuler:
Foto Seksinya Digunjingkan, Mariana Renata Pasif
Wewenangnya Terbatas, Ahok Memilih Diam Saja
Ulil Kembali Ditolak Tampil di UIN