TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kementerian Agama Wilayah Kota Yogyakarta mengatakan kesulitan memantau pergerakan masyarakat yang ibadah umrah, seiring merebaknya virus mematikan yang tengah melanda Arab Saudi.
"Kami tidak tahu persisnya pergerakan dan jumlah jemaah umrah yang ada, karena selama ini agensi tak pernah memberi laporan ke kantor wilayah," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Yogya Sigit Warsito kepada Tempo, Jumat, 9 Mei 2014. (Baca: Dua Lagi Kematian Akibat Virus MERS-CoV)
Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) atau flu Arab diakui telah menjadi kewaspadaan bersama berbagai negara. Menurut dia, pihaknya telah menerbitkan surat edaran berisi imbauan penundaan keberangkatan pada jemaah rentan.
"Tapi imbauan itu tak bisa serta merta kami tindak lanjuti karena kami hanya tahu beberapa agen penyalur jemaah saja di Yogya," ujar Sigit. (Baca juga: Teh Putih Bisa Menangkal Virus MERS?)
Sigit berkilah bahwa agensi penyelenggaraan umrah di Yogya sulit terlacak karena kebanyakan hanya berupa kantor cabang yang pusatnya ada di Jakarta. Sepengatahuan pihaknya, jumlah agensi di DIY totalnya tak lebih dari lima kantor.
"Ada yang memberangkatkan jemaah tiap bulan sekali, ada yang sebulan dua kali, tidak tentu," katanya. Namun ihwal jumlah rata-rata anggota jemaah yang diberangkatkan tiap agensi berapa, ia tak tahu. Kementerian Agama pun tak tahu persis apakah para agensi itu memiliki layanan asuransi khusus dari biaya yang dipatok US$ 2200-2400 per jemaah itu.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU