TEMPO.CO, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana menggandeng Kimia Farma Tbk untuk membangun apotek Muhammadiyah. Alasannya, Indonesia sebagai negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam justru masih didominasi oleh apotek swasta non-muslim, seperti Siloam.
"Saya akan ajak Kimia Farma untuk menjalin MoU bangun 10 ribu apotek Muhammadiyah di Indonesia," kata Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro, Kamis, 8 Mei 2014. (Baca: RNI Gandeng Muhammadiyah dalam Distribusi Gula)
Tak hanya apotek, Ismed juga berencana memperbanyak rumah sakit Muhammadiyah. "Kalau bisa yang besar dan hebat tenaga medisnya," ujarnya. Selama ini rumah sakit Muhammadiyah belum menjadi pilihan masyarakat karena kecil.
Ide Ismed ini dilatarbelakangi oleh kondisi ibunya yang sakit. Ketika di Bandung, ibu Ismed tidak merasa nyaman berada di rumah sakit swasta. "Saya jadi terpikir untuk menggagas pembangunan rumah sakit Muhammadiyah yang berkualitas," ujarnya.
Usulan Ismed ini disambut baik oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin. Menurut dia, kedua pihak harus melanjutkan ide ini ke tingkat yang lebih serius. "Kita harus buat pokja kalau memang mau komitmen dengan ajakan ini," ujar Din.
Nantinya, kedua pihak bisa berbagi anggaran untuk investasi pembangunan rumah sakit. "Nanti bisa bagi-bagi RNI menanam saham berapa persen, Muhammadiyah berapa persen," ujarnya. (Baca juga: RNI Rintis Bisnis Plasma Sapi)
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY
Hukum Syariah Aceh Disorot Media Internasional
Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK
Piala Socrates Award untuk Kota Surabaya Keliru?