Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sukses Jack Ma: Dari Bir hingga Alibaba  

image-gnews
Jack Ma. www.groovypost.com
Jack Ma. www.groovypost.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perkenalan pertama Jack Ma, pendiri perusahaan perdagangan online raksasa Alibaba, dengan Internet adalah dalam sebuah perjalanan ke Seattle, Amerika Serikat, pada 1995. Menjelajah Internet untuk pertama kali, ketika itu Ma mencari kata bir dan Cina, tapi hasilnya nihil.

Merasa tertantang, guru bahasa Inggris ini kemudian menciptakan situs sederhana untuk melayani penerjemahan ke dalam bahasa Cina dengan seorang kawannya. Dalam beberapa jam, situs Ma mendapat respon melalui sejumlah surat elektronik dari berbagai belahan dunia. Isinya meminta berbagai informasi kepada Jack.

Ketika baru segelintir rumah tangga di Cina memiliki komputer sendiri, Jack meninggalkan pekerjaannya sebagai guru untuk memulai bisnis online. Di kampung halamannya di Hangzhou, kota yang terletak 100 mil sebelah timur Shanghai, Ma mendirikan perusahaan Internet Cina yang pertama terdaftar, yaitu situs indeks bisnis China Page.

"Saya masih ingat pemandangan pertama ketika saya memasuki kantornya," kata Cui Luhai,  animator komputer yang pernah bekerja sama dengan China Page. Menurut Cui, di kantor China Page hanya ada ruang kosong dengan satu meja  di tengah ruangan. Komputer yang digunakan oleh banyak orang hanya satu unit. Itu pun sudah uzur. 

Lahir dari orang tua yang bekerja sebagai seniman teater tradisional, Jack Ma berkenalan dengan bahasa Inggris sebagai pemandu wisata tanpa bayaran di Hangzhou. Jack Ma dua kali gagal mengikuti ujian masuk universitas, tapi akhirnya bisa menjadi guru setelah masuk akademi guru lokal.

Ma juga mengaku pernah ditolak sepuluh kali oleh Universitas Harvard dan tidak diterima saat melamar sebagai sekretaris untuk General Manager Kentucky Fried Chicken. Dia juga mengaku hanya tahu sedikit mengenai Internet, seperti berkirim surat elektronik dan tak bisa menulis dalam bahasa komputer.

Tidak puas dengan China Page, dengan bantuan 17 orang kawannya, pada 1999 Ma memulai bisnis belanja online Alibaba dari apartemennya. Ketika Internet mulai merambah Cina, Alibaba dimulai sebagai situs bagi usaha kecil dan menengah untuk melakukan jual-beli secara online.

Kini dari sebuah perusahaan yang dimulai di kamar apartemen 15 tahun lalu, Alibaba menjelma menjadi perusahaan besar. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Yahoo! Inc (22,6 persen) dan Softbank (34 persen) ini membuat geger dunia keuangan setelah mengumumkan rencananya melepas saham di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. 

Nilai saham yang dilepas sekitar US$ 1 miliar. Para analis memperkirakan penawaran saham perdana (IPO) Alibaba bakal meraup dana segar US$ 15-20 miliar dan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Pada 31 Desember 2013, Alibaba mencatatkan pendapatan sebesar US$ 6,5 miliar dan laba bersih US$ 2,85 miliar. IPO ini juga akan meningkatkan pundi-pundi Jack Ma yang sekarang memiliki kekayaan US$ 12,5 miliar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE | NEW YORK TIMES | FORTUNE | WASHINGTON POST

Berita lain:
Rel Ganda Tersambung, Bulan Depan Kereta Ditambah
Tarif Tol Kebon Jeruk-Penjaringan Naik
Hendak Dirumahkan, SP Newmont Pilih 3 Sikap

 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey saat ditemui di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat pada Rabu, 8 Februari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.


Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.


29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan
29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.


Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Ilustrasi pertokoan atau pusat perbelanjaan di Jakarta. ANTARA/Galih Pradipta
Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.


Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Minimarket Alfamart dan minimarket Indomaret. TEMPO/Prima Mulia
Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret


Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Ilustrasi bisnis online. shutterstock.com
Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.


Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Pedagang mengevakuasi barang dagangannya yang terendam banjir di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. Banjir tersebut akibat luapan sungai Sunter dan tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa malam, 31 Desember 2019. ANTARA/Galih Pradipta
Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.


11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

Pembeli memilih barang belanjaan di Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad, 23 Juni 2019.Toko ritel Giant Ekspress menggelar diskon penutupan gerai di sejumlah tokonya hingga 28 Juli 2019 mendatang. TEMPO/Muhammad Hidayat
11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.


Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Logo perusahaan fashion asal Swedia H&M di pertokoan Wina, Austria, 1 Oktober 2016. [REUTERS/Leonhard Foeger]
Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.


Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Suasana toko ritel Giant Ekspres saat menggelar diskon penutupan gerai di Mampang, Jakarta Selatan, Ahad, 23 Juni 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi
Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.