TEMPO.CO, Bangkok - Demonstran anti-pemerintah yang berkuasa di Thailand mengancam dan menduduki stasiun televisi pemerintah bersamaan dengan aksi mereka turun ke jalan-jalan di Kota Bangkok.
Seperti dilansir Sydney Herald Morning, Sabtu, 10 Mei 2014, para pendemo sebelumnya telah mengepung lima stasiun radio. Mereka menuntut penghentian siaran berita dari sumber-sumber pemerintah. (Baca: Perdana Menteri Thailand Yingluck Dilengserkan)
Sekretaris Jenderal Komisi Reformasi Rakyat Demokrat Suthep Thaugsuban memberikan ultimatum kepada televisi pemerintah untuk memenuhi tuntutan para demonstran dalam waktu tiga hari. "Jika kamu tidak dapat melakukannya dalam tiga hari, kami, rakyat, yang akan melakukannya dengan cara kami," kata Suthep mengancam.
Kelompok anti-pemerintah, yang diklaim menggunakan pengadilan konstitusi untuk menjatuhkan Yingluck Shinawatra dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, telah menambah gentingnya krisis politik di Thailand. (Baca: Yingluck: Tak Akan Ada Kudeta Militer di Thailand)
Kelompok Kaus Merah, kelompok pendukung Yingluck, memperingatkan pemimpin anti-pemerintah, Suthep Thaugsuban, untuk tidak melakukan provokasi yang memunculkan chaos. Suthep dan kelompoknya diyakini mendapat dukungan dari jaringan militer.
Pemimpin kelompok Kaus Merah, Jatuporn Prompan, juga mengingatkan pendukungnya untuk tidak terintimidasi dengan dikepungnya televisi itu ataupun pencopotan jabatan Yingluck. "Jangan lakukan sesuatu yang dapat menciptakan alasan bagi mereka untuk menggulingkan demokrasi," kata Jatuporn.
Asosiasi Jurnalis Thailand dan Asosiasi Jurnalis Radio Thailand dalam pernyataan bersamanya meminta para demonstran untuk menghentikan intimidasinya ke media. Jurnalis juga diminta tetap independen, tidak berpihak. (Baca: RSF: Kemerdekaan Pers Indonesia Membaik)
Human Rights Watch mengatakan para demonstran telah mempertontonkan betapa jeleknya penghormatan mereka pada kemerdekaan pers.
Foto-foto Suthep yang didakwa melakukan pembunuhan dalam aksi berdarah pada 2010 memenuhi kantor-kantor pemerintah. Kelompok pro-pemerintah menuntut bertemu dengan seorang polisi senior yang gagal menangkap Suthep. Hal ini kontras dengan apa yang dilakukan penegak hukum ketika secara cepat menghukum Yingluck atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
BANGKOK POST | SYDNEY MORNING HERALD | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Filipina Tenderkan Blok Migas di Laut Cina Selatan
Jatuh dari Ketinggian 1.500 Meter, Cuma Keseleo
Tolak Akun FB Dihapus, Remaja Ini Bunuh Diri