TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Malik Haramain mengatakan melonjaknya bilangan pembagi pemilih (BPP) membuat suara partainya banyak yang terbuang setelah dikonversi menjadi kursi. Perubahan sistem yang mengeliminasi penghitungan sampai putaran ketiga, kata dia, membuat PKB mengalami kerugian. "Lonjakan BPP tinggi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Padahal itu basis PKB," kata Malik ketika dihubungi, Jumat, 9 Mei 2014.
Menurut dia, peningkatan BPP disebabkan oleh melonjaknya angka partisipasi. Dia bersyukur banyak masyarakat yang sudah mau menggunakan hak pilih. Malik menuturkan, Indonesia perlu sistem pemilu baru yang meminimalkan banyaknya suara yang terbuang. (Baca juga: Semua Sepakat, Suara Parpol di Jakarta Disahkan)
Malik mengatakan Pemilu 2014 berbeda dengan Pemilu 2009. Pada pemilu lalu suara partai sedikit terbuang karena penghitungannya sampai pada putaran ketiga atau ditarik sampai tingkat provinsi. "Saya jadi anggota Dewan 2009-2014 karena perhitungan suara ditarik sampai putaran ketiga," ujarnya. Sayangnya, ucap Malik, banyak sengketa pemilu pada 2009 karena perkara rebutan kursi.
KPU sudah mengantongi laporan rekap lengkap 33 provinsi untuk diumumkan nanti malam. Hasilnya, 75 persen masyarakat yang terdaftar di DPT atau 139.556.794 dari 185.826.024 warga negara Indonesia berpartisipasi dalam pemilu legislatif kali ini. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi pemenang pemilu dengan perolehan 18,95 persen suara nasional.
SUNDARI
Berita lain:
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU
Uraikan Sejarah Majapahit, Terdakwa Ditegur Hakim
Jusuf Kalla Nonton Detik-detik Kesaksian Boediono
Sidang Century, Boediono: Itu Suara Ibu Miranda
Kata Korut, Obama seperti 'Monyet Hitam'