TEMPO.CO, Jakarta - Beragam tanggapan muncul dari pengguna Twitter tentang tulisan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berjudul "Revolusi Mental" di sebuah koran nasional.
Banyak tweeps, sebutan pengguna jejaring sosial micro blogger itu, yang mencibir tulisan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sebagai contoh Heriady Hrd, pemilik akun @heri015, yang mempertanyakan makna revolusi mental. "Revolusi mental? Termasuk mental plinplan, sekarang bilang itu besok ini, termasuk mental jongos, apa-apa tanya Bu Mega," tulisnya seperti dikutip Tempo, Ahad, 11 Mei 2014. (Baca: Begini Jokowi Menjawab Sentilan Ibu Ani Soal Istrinya)
Ada juga Okan H. Winata, pemilik akun @OkanHadiwinata, yang langsung menyebut revolusi mental sebagai mental jongos. Tak berhenti di situ, nada miring soal tulisan Jokowi disuarakan Mustofa Nahrawardaya dalam akun @MustofaNahra: "Revolusi mental penulisnya."
Bahkan ada pula tweeps yang meremehkan tulisan Joko Widodo. Seperti kicauan Adrian Danar W. dalam akun @adriandanarw yang menyebut tulisan mantan Wali Kota Surakarta itu jelek dan tak berkualitas. "Kalau cuma dengan pemikiran begitu, banyak mahasiswa yang layak jadi capres." (Baca: Pro-Jokowi Laporkan 'RIP Jokowi' ke Polisi)
Namun tak sedikit pula pengguna Twitter yang menanggapi positif "Revolusi Mental". Akun milik Caroline, @bookfother, menyatakan setuju dengan visi dan misi Joko Widodo. Salah satu yang paling ia suka adalah revolusi mental pengkhianat dan ingkar janji. Ada pula kicauan Barkah, pemilik akun @barkahjogis, yang mengapresiasi tulisan Jokowi. "Bukti Jokowi bukan boneka dan tak punya konsep."
Adapun Jokowi berpendapat bahwa revolusi mental dibutuhkan dalam situasi bangsa seperti sekarang ini. Menurut Jokowi, revolusi mental dibutuhkan dari negativisme menuju positivisme. Salah satu revolusi mental yang dibutuhkan adalah dalam sistem pendidikan yang harus dimulai dengan pembangunan karakter dan mental. "Kita harus mengubah kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas. Pembangunan karakter harus menjadi fokus utama kurikulum pendidikan," kata Jokowi. (Baca: Tulisan Revolusi Mental, Jokowi: Tim yang Menulis)
Selain masalah pendidikan, Jokowi menilai revolusi mental juga harus dilakukan untuk meningkatkan rasa cinta pada negara dan wawasan kebangsaan. Menurut dia, penguatan wawasan kebangsaan yang menjadi pilar ini dapat dipupuk melalui bela negara atau national service ke daerah-daerah. "Jadi, kalau ditanya arah negara mau ke mana, semua arahnya sama. Revolusi mental kita memang seperti ini," kata Jokowi.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Ingin Jadi Cawapres, Ical Kejar Mega ke Bali
Jokowi: Saya Memang Belum Pernah Jadi Presiden
Hujatan Video Mulan Jameela di YouTube
Olga Syahputra, dari Asisten hingga Presenter Kaya
Kiai PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres