TEMPO.CO, Raja Ampat - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh optimis kampus 3 yang rencananya khusus untuk Fakultas Perikanan, Ilmu Kelautan, dan Pariwisata Universitas Negeri Papua sudah bisa beroperasi pada 2015. Karena letaknya yang sangat jauh dan merupakan kampus baru, Nuh mengatakan akan memberikan insentif ke mahasiswa yang mau kuliah di kampus yang terletak di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat itu.
"Beasiswa untuk kebutuhan mereka. SPP digratiskan. Dispensasi khusus supaya mau terlebih dulu ke sini," kata dia saat mengunjungi pembangunan Kampus 3 Unipa di Distrik Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, Ahad, 11 Mei 2014. Nuh menuturkan kampus ini nantinya dijadikan sebagai pusat ilmu kelautan dan perikanan di Indonesia. Mahasiswanya pun, menurut dia, tidak terbatas pada penduduk Indonesia saja. (Baca: Warga Papua Barat Belajar Membatik di Yogyakarta)
Dia menyadari Indonesia merupakan negara maritim namun pengetahuan dan minat para siswa untuk melanjutkan pendidikan dengan jurusan ilmu tersebut minim. "Kita tahu resource fish tidak banyak, kita ingin bangun teknologi di sini. Pariwisata juga," ujar mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November itu.
Pembangunan kampus 3 Unipa ini, kata dia, memang sengaja terpisah jauh dari kampus 1 untuk ilmu pertanian yang terletak di Manokwari dan kampus 2 khusus ilmu kesehatan/kedokteran di Sorong. Musababnya, Nuh ingin mahasiswa langsung menggunakan laboratorium alami di sekitar gugusan Pulau Raja Ampat. Terlebih lagi, Raja Ampat merupakan habitat terumbu karang terbesar dan terindah di dunia. "Lab-nya begitu besar, kita juga tergabung dalam konservasi segitiga karang dunia bersama Filipina dan Papua Nugini," ujarnya.
Rektor Unipa Suriel Mofu mengatakan kapasitas per jurusan untuk fakultas ini sekitar 60 hingga 70-an mahasiswa yang direkrut melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Mereka, kata dia, nantinya akan menempati kampus seluas 20 hektare yang lahannya merupakan bantuan dari pemerintah Raja Ampat.
Kampus itu bisa diakses dua jam dengan perjalanan menggunakan speedboat dari Dermaga Sorong atau sekitar empat jam menggunakan kapal feri menuju dermaga Bupati Raja Ampat. Tiba di dermaga Bupati, akan disambut ratusan bahkan ribuan ikan kecil maupun sedang yang sangat jelas terlihat di sekitar pantai. Terumbu karang yang indah juga tak kalah menarik perhatian. Dari dermaga menuju kampus, hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit menggunakan bus umum.
Pantauan Tempo, pembangunan kampus itu menebang ratusan pohon. Di sana, sudah ada 40 unit rumah untuk calon dosen. Sedangkan bangunan kampusnya sendiri masih berupa tiang-tiang yang terpancang. Ada satu ekskavator untuk meratakan lahan karena kontur tanah yang berbukit dan penuh dengan pohon serta semak. Saat perjalanan dari Dermaga Bupati menuju kampus, kanan-kiri jalan dipenuhi pepohonan dan semak belukar. Jalanan sudah beraspal. Rumah penduduk sangat jarang. Ada satu masjid yang terlihat masih baru, halamannya pun baru separo dipaving. Suasana masih sangat asri.
Surial mengatakan pembangunan kampus ini menggunakan dana dari otonomi khusus pendidikan Papua Rp 3,8 triliun per tahun. Tak hanya kampus, Surial juga bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk membangun infrastruktur seperti ketersediaan air bersih dan lainnya agar para dosen maupun mahasiswa bersedia mengajar dan kuliah di kampus itu.
LINDA TRIANITA
Terpopuler:
Jokowi: PDIP 18,95%, Ada Dinamika di Lapangan
Projo Kaltim Dikukuhkan di Balikpapan
Kampanye Hitam, Projo: Picu Bentrok Pendukung