Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia-Myanmar Sepakat Bebas Visa Paspor Biasa  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (kanan)  dan Menteri Luar Negeri Myanmar U Wunna Maung Lwin usai  menandatangani Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Biasa di sela-sela KTT ASEAN ke-24 di Nay Pyi Taw, Myanmar (10/5). (Fasmed Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (kanan) dan Menteri Luar Negeri Myanmar U Wunna Maung Lwin usai menandatangani Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Biasa di sela-sela KTT ASEAN ke-24 di Nay Pyi Taw, Myanmar (10/5). (Fasmed Kemlu RI)
Iklan

TEMPO.CO, Nay Pyi Taw - Indonesia dan Myanmar menandatangani perjanjian bebas visa bagi para pemegang paspor biasa atau paspor hijau. Kesepakatan itu ditandatangani kedua Menteri Luar Negeri di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) ke-24 di Nay Pyi Taw, Myanmar, Sabtu, 10 Mei 2014.

"Penandatangan ini diharapkan akan semakin mempererat konektivitas kedua negara terutama di sektor pariwisata, people-to-people contacts serta kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seperti dikutip siaran pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Tempo, Minggu, 11 Mei 2014.

Seusai penandatanganan bersama Menteri Luar Negeri Myanmar U Wunna Muang Lwin, Marty menegaskan pembebasan visa itu diharapkan akan semakin membuka peluang peningkatan kerja sama kedua negara, terutama arus pariwisata. Berbagai potensi kerja sama baik di bidang perdagangan maupun investasi juga kian terbuka, selaras dengan keterbukaan perekonomian Myanmar.

Diharapkan kedua negara dapat mencapai target perdagangan bilateral sebesar US$ 1 miliar pada 2016.

Menurut Marty, dari perspektif sejarah Indonesia-Myanmar memiliki kesamaan dalam proses transisi demokratis, sehingga ada kenyamanan untuk berbagi pengalaman dan permasalahan bersama. Sama seperti Indonesia, Myanmar juga memiliki banyak tantangan dalam proses transisi, seperti konflik horizontal.

“Kedua negara bekerja sama untuk saling mendukung,” kata Marty.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Juru bicara Kepresidenan Myanmar, U Ye Htut, menyatakan pembebasan visa itu berlaku efektif dalam bulan Mei. Selama ini, kedua negara telah berlaku pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Myanmar menandatangani kesepakatan serupa sebelumnya dengan Brunei, Laos, Kamboja, Filipina, dan Vietnam. Negosiasi masih berlangsung dengan Malaysia dan Singapura.

Persetujuan bebas visa Indonesia-Myanmar dibuat sejalan dengan rencana untuk membentuk visa bersama ASEAN (ASEAN Common Visa) dan pembentukan Komunitas ASEAN 2015 sesuai ASEAN Framework Agreement on Visa Exemption yang ditandatangani di Kuala Lumpur pada 25 Juli 2006.

XINHUA | ANTARA | NATALIA SANTI

TERPOPULER
Hujatan Video Mulan Jameela di YouTube 
Hashim: Saat Tragedi Mei 1998, Prabowo Bersama Rhoma
Kiai PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Marty: Indonesia Harus Jadi Pemberi Solusi Konflik  

3 November 2016

Pisah sambut menteri luar negeri RI dari Marty Natalegawa ke Retno LP Marsudi, di gedung Pancasila, Jakarta, 27 Oktober 2014. Rudi.ditinfomed/kemluRI
Marty: Indonesia Harus Jadi Pemberi Solusi Konflik  

"Menjadi elder brother, saudara tua, justru akan dihormati negara lain."


Mantan Menlu Marty Natalegawa: Asia Timur Perlu Keseimbangan  

10 November 2015

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Mantan Menlu Marty Natalegawa: Asia Timur Perlu Keseimbangan  

Menurut Marty Natalegawa, Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur merupakan salah satu sumber konflik di Asia Timur.


Marty: Kepemimpinan RI Penting untuk Persatuan ASEAN  

4 November 2015

Menteri Luar Negari Marty Natalegawa. Tempo/Tony Hartawan
Marty: Kepemimpinan RI Penting untuk Persatuan ASEAN  

Menurut Marty, persatuan ASEAN adalah hal yang mutlak bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.


Soal Rohingya, Ini Kata Marty Natalegawa  

17 Mei 2015

Marty Natalegawa. TEMPO/Natalia Santi
Soal Rohingya, Ini Kata Marty Natalegawa  

Mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan negara-negara kawasan Asia Tenggara harus mampu menampilkan dirinya sebagai bagian dari solusi.


Marty Natalegawa Pernah Jadi Loper di Australia  

17 Oktober 2014

Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa. TEMPO/Subekti.
Marty Natalegawa Pernah Jadi Loper di Australia  

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengisahkan kehidupan


keras yang dirasakannya saat menuntut ilmu di Australia.


Cara Marty Natalegawa Agar Fasih Bahasa Inggris  

17 Oktober 2014

Menteri Luar Negari Marty Natalegawa. Tempo/Tony Hartawan
Cara Marty Natalegawa Agar Fasih Bahasa Inggris  

Waktu pertama kali ke Inggris, Marty Natalegawa tidak bisa mengucapkan kalimat bahasa Inggris.


Cerita Marty Natalegawa Dihukum Menyemir Sepatu  

16 Oktober 2014

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Marty Natalegawa Dihukum Menyemir Sepatu  

Tidak cuma sepasang, melainkan puluhan pasang sepatu milik senior seasrama setiap pagi disemir Marty Natalegawa selama beberapa pekan.


Marty: Saya Mulai Berkemas  

16 Oktober 2014

Istri Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, Sranya Bamrungphong merapihkan rambut suaminya saat ikuti prosesi foto bersama Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajaran kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 16 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
Marty: Saya Mulai Berkemas  

Marty lega sudah menuntaskan masa tugasnya.


'Tak Ada Campur Tangan Luar Negeri di RUU Pilkada'  

28 September 2014

Menteri Luar Negari Marty Natalegawa. Tempo/Tony Hartawan
'Tak Ada Campur Tangan Luar Negeri di RUU Pilkada'  

Menteri Marty mengatakan, sikap Presiden SBY tentang RUU Pilkada sudah jelas dan lugas.


Gerakan Nonblok Didesak Boikot Produk Israel

28 September 2014

Sejumlah anak-anak Palestina bermain di depan Sekolah PBB di  Gaza setelah rumah mereka hancur akibat serangan Israel (3/9). Membangun kembali Gaza membutuhkan waktu bertahun-tahun dan pejabat Palestina mengatakan bisa memakan biaya lebih dari 6 miliar USD. AP/Khalil Hamra
Gerakan Nonblok Didesak Boikot Produk Israel

GNB diminta berhenti beretorika.