TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Banwaslu) Daniel Zuchron mengatakan akan berperan sebagai pembanding data dalam proses pengajuan sidang sengketa hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi.
"Dalam sidang sengketa hasil pemilu, kami sebagai pengawas penyelenggara pemilu tentu punya data pembanding. Kami akan berperan di situ," kata Daniel, Sabtu, 10 Mei 2014. (Baca: MK Hanya akan Adili Sengketa Hasil Pemilu)
Dia mengatakan lembaganya telah mendorong Komisi Pemilihan Umum untuk menyelenggarakan penghitungan suara dengan terbuka. Hal itu, kata dia, penting untuk proses pengawasan.
Hingga kini, Bawaslu masih mengumpulkan laporan kecurangan yang dilakukan oleh panitia penyelenggara pemilu maupun partai politik. Dari kecurangan itu, ada lima daerah yang statusnya dinonaktifkan untuk menyelenggarakan pemilihan umum presiden juli mendatang.
"Bawaslu siap dengan data-data jika diminta oleh Mahkamah Konstitusi untuk memberi keterangan pada sidang sengketa hasil pemilu," ujarnya. (Baca juga: Sengketa Pemilu 2014 Berbeda dengan 2009)
Kemarin, Komisi Pemilihan Umum sudah mengumumkan hasil rekapitulasi suara pemilihan umum legislatif. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperoleh suara tertinggi yakni 18,95 persen diikuti oleh Partai Golkar sebesar 14,75 persen, Partai Gerindra 11,81 persen, Partai Demokrat 10,19 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 9,04 persen, Partai Amanat Nasional 7,57 persen, Partai Keadilan Sejahtera 6,79 persen, Partai NasDem 6,72 persen, Partai Persatuan Pembangunan 6,53 persen, Partai Hanura 5,26 persen, Partai Bulan Bintang 1,46 persen, dan PKPI 0,91 persen.
Sementara itu, Mahkamah Konstitusi sejak Jumat, 9 Mei 2014, sudah membuka pendaftaran sengketa hasil pemilihan umum sampai 12 Mei 2014 mendatang. Sidang perdana sengketa hasil pemilihan umum akan dilakukan pada 23 Mei 2014 dengan agenda pengarahan permohonan perkara.
NURUL MAHMUDAH
Berita Terpopuler:
Ini Dia Klub Baru Ryan Giggs
9 Jam Bersaksi Kasus Century, Boediono: Saya Lega
Sampar Hitam Membuat Manusia Kuat
Begini Gaya Kontroversial Olga Syahputra