TEMPO.CO, Jakarta -- Pergerakan indeks yang cenderung sideways selama sebulan terakhir diperkirakan berubah pekan ini. Analis dari PT Sinarmas Sekuritas, Richard Panim, mengatakan sejak pemilu legislatif, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek tidak banyak bergerak. Namun, pekan ini indeks berpeluang berubah tren karena akan muncul banyak berita soal pemilihan presiden.
“Setelah penghitungan suara, pasar akan menanti pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden.” Tren mendatar indeks yang terjadi pasca-pemilu, menurut Richard, disebabkan indeks sudah naik cukup tinggi sejak awal tahun ini. Sinyal perbaikan defisit transaksi berjalan serta laporan emiten yang positif telah mengerek laju indeks pada kuartal I.
Namun, pada kuartal II, pelaku pasar kembali bersikap wait and see perihal siapa calon presiden. Sentimen yang tadinya dipengaruhi faktor fundamental kini ditentukan faktor politik. Sentimen pemilu ini membuat data-data ekonomi yang terus membaik, seperti inflasi dan neraca perdagangan, tidak terlalu berpengaruh.
IHSG pada perdagangan hari Jumat pekan lalu ditutup pada level 4.898,18 atau menguat 59,38 poin (1,23 persen) dibanding penutupan akhir pekan sebelumnya. Hari ini IHSG akan bergerak pada posisi 4.860–4.930. Secara teknis, indeks masih berada pada tren bullish untuk jangka pendek. Indeks bisa mencapai 5.000 bila berhasil menembus resistan 4.930.
“Perhatikan saham-saham seperti Vale Indonesia (INCO), Adhi Karya (ADHI), Pembangunan Perumahan (PTPP), dan Waskita Karya (WSKT),” kata Richard.
PDAT | M. AZHAR
Berita lain:
Soal Boko Haram, Tweeps Serang Menteri Tifatul
Jokowi: Cawapres Bisa Selain Kalla dan Abraham
Ini Kata Tweeps Soal Revolusi Mental Jokowi
Banjir Protes, Menteri Kominfo Buka Blokir Vimeo
PPP Tak Persoalan Kasus HAM Prabowo