TEMPO.CO, Jakarta - Dalam penutupan perdagangan saham Jumat pekan lalu, Sentul City (BKSL) termasuk dalam kelompok Top Losers. Pada pembukaan saham hari ini, Senin, 12 Mei 2014, pergerakan saham Sentul City juga masih negatif pada angka Rp 158 per saham, turun 0,63 persen. (Baca: KPK Geledah 4 Lokasi Terkait Suap Bupati Bogor)
Pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Rahmat Yasin di Bogor. Dia ditetapkan sebagai tersangka penerima suap pengalihan fungsi hutan menjadi kawasan permukiman. Dia ditangkap bersama Johan Yap, karyawan Bukit Jonggol Asri yang telah diakuisisi oleh Sentul City. Adapun Investor Relation BKSL Michael Tene mengatakan Johan bukan karyawan mereka. (Baca: Pakar: Penyerobotan Lahan Hutan Jarang Diusut)
Analis dari Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan jatuhnya saham PT Sentul City Tbk (BKSL) disebabkan imbas skandal suap Bupati Bogor Rahmat Yasin terkait dengan megaproyek Sentul Nirwana di Bogor, Jawa Barat. Namun pengaruh suap itu disebut Satrio hanya sebagai dampak pendek. (Baca: Kasus Suap Bakal Koreksi Saham Sentul City.) "Biasanya pengaruhnya jangka pendek," kata Satrio saat dihubungi, Senin, 12 Mei 2014.
Kendati berdampak dalam jangka pendek, kata Satrio, pengaruh suap Rahmat akan jauh lebih besar dampaknya pada Sentul City ketimbang pengaruh kasus pajak bekas Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo pada Bank Central Asia. Sebab, kata Satrio, skandal Sentul City tersebut berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka. "Itu tanah kerjanya. Jualannya," kata Satrio. (Baca: KPK Didesak Jadikan Kasus BCA Pintu Usut BLBI)
KHAIRUL ANAM
Terpopuler:
Ajakan Koalisi PDIP, Demokrat: Ahlan Wa Sahlan
Taman Bungkul Rusak, Risma Akan Gugat Walls
Plin-plan Soal Cawapres, Jokowi Dikritik