TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda mengatakan keluarga korban penganiayaan, Iqbal Syahputra, 4 tahun, tak bisa menentukan langsung siapa saja kandidat orang tua asuh bocah itu.
"Untuk kandidat, ada masukan dari kami, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Sosial,"ujar Erlinda saat dihubungi Tempo, Senin, 12 Mei 2014.
Kandidat yang ada pun, kata Erlinda, harus dites dahulu untuk memastikan mereka pantas merawat Iqbal atau tidak. Tes yang harus dilalui meliputi tes kecakapan dan tes psikologis.
Erlinda berkata, pihaknya menguji tiga kandidat saat tengah mencari orang tua asuh untuk Iqbal. Ketiga kandidat itu semuanya adalah kerabat ibu Iqbal, Iis Novianti.
Dari ketiga kandidat itu, yang lulus bernama Irma Nur Cahyani. Irma adalah kakak dari Iis. Iis adalah anak bungsu dari empat bersaudara. (Baca: Membaik, Iqbal Akan Pindah Ruang Perawatan)
Erlinda menegaskan bahwa faktor ekonomi bukanlah faktor yang mempengaruhi dalam menentukan orang tua asuh Iqbal. Ia mengatakan faktor kecakapan dan psikologis memegang persentase paling besar.
"Kasihan, Mas, kalau semua diukur pakai ekonomi," ujarnya. Erlinda juga membantah Iis kehilangan hak asuh karena tak mampu secara ekonomi, tetapi lebih karena faktor psikologis. "Ibu Iis secara psikologis mengalami gangguan mental. Tidak bisa sepenuhnya disebut tidak cakap dalam merawat Iqbal."
Ditanyai apakah Iis bisa menolak kandidat orang tua asuh atau menolak menyerahkan Iqbal kepada orang tua asuh, Erlinda menjawab, "Harus dilihat dulu apa alasan dia menolak."
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
Hindari Impor, Jokowi Pasok Beras DKI dari Sulsel
Waspada Serangan, Polisi Siaga di Masjid Ahmadiyah
Sebatang Kara, Penderita Diabetes Tewas Membusuk
Udar Jadi Tersangka Kasus Bus Transjakarta Karatan