TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Poempida Hidayatulloh menyatakan partai berlambang pohon beringin tersebut masih belum bisa menentukan langkah untuk menetapkan koalisi jelang pemilihan presiden mendatang. Di tubuh Golkar masih terdapat banyak faksi yang memiliki pandangan dan pendapat berbeda, termasuk pencalonan Ketua Umum Aburizal Bakrie.
"Sangat cair, tak bisa diprediksi hasilnya seperti apa," kata Poempida di Cikini, Ahad, 11 Mei 2014.
Menurut dia, Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar yang akan digelar pada 18 Mei mendatang akan membahas tentang penurunan derajat Aburizal dari capres menjadi cawapres. Kader Golkar diklaim setia pada hasil Musyawarah Kerja Nasional yang hanya mengusung Aburizal. (Baca:Tolak Aburizal Prabowo Mau Koalisi dengan Golkar)
Akan tetapi, Poempida tak menampik adanya faksi di internal Golkar yang meminta Aburizal mundur dari pencalonan. Faksi ini lebih mendorong kader Golkar lainnya maju sebagai cawapres dalam koalisi yang disetujui. (Baca:Golkar Sumbar Tetap Dorong Aburizal Capres)
Sejumlah nama yang muncul dari internal Golkar untuk maju selain Aburizal adalah Akbar Tanjung, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Luhut Panjaitan, Jusuf Kalla, dan Ginanjar Kartasasmita. Nama kader ini dinilai lebih bisa diterima mitra koalisi untuk menjadi pasangan cawapres. (Baca:Golkar Ical Tetap Calon Presiden)
Direktur Eksekutif PolcoMM Institute Heri Budianto menilai Aburizal sudah tak punya peluang untuk bertarung dalam pilpres mendatang. Usahanya untuk menjadi cawapres Partai Gerindra juga akan ditolak Prabowo Subianto. Jika Aburizal tetap kukuh untuk maju, justru akan menyebabkan keterpurukan bagi Golkar meskipun perolehan suaranya peringkat kedua. "ARB harus legawa dan jadi king maker saja," kata Heri.
Ia menilai dua kader Golkar yang sangat potensial maju sebagai cawapres adalah Jusuf Kalla dan Priyo Budi Santoso. Sosok Kalla dinilai mampu mengimbangi kepribadian Jokowi. Golkar dapat mengusung Priyo jika memilih koalisi dengan Gerindra. Sosok Priyo yang pintar dan tenang cocok berpasangan dengan Prabowo yang lebih tegas. (Baca:Hadapi Pilpres Golkar Siapkan Sejumlah Opsi)
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler:
Hashim: Saat Tragedi Mei 1998, Prabowo Bersama Rhoma
Kiai PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres
Soal Boko Haram, Tweeps Serang Menteri Tifatul
Tumplek Blek Sasar Pengunjung Wanita dan Anak
Jokowi: Cawapres Bisa Selain Kalla dan Abraham