TEMPO.CO, Jakarta - Teka-teki hilangnya 13 aktivis tampaknya belum akan terungkap dalam waktu dekat. Bekas Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zein yang sebelumnya mengaku tahu hilangnya aktivis tersebut mengatakan tak mau memenuhi panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. "Nanti dendam lama terbuka lagi. Lebih baik nanti saja," kata Kivlan saat dihubungi Senin, 12 Mei 2014.
Kivlan menolak untuk memberikan keterangan tentang satu kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia saja. Sebab, kata dia, masih banyak kasus yang juga harus diungkap.
Karena itu, Kivlan meminta Komnas HAM untuk segera membentuk pengadilan HAM. Atau, kata dia, lebih luas lagi negara membentuk panel nasional untuk rekonsiliasi kebenaran. "Supaya terbuka jelas semuanya, bukan hanya satu kasus saja," ujar dia.
Kivlan menyatakan akan bersaksi panjang lebar dalam pengadilan atau panel nasional tentang kasus hilangnya 13 aktivis tersebut. Dia mengklaim masih ingat betul detil kronologis dan siapa dalangnya. "Tapi di pengadilan, bukan Komnas HAM."
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Hafidz Abbas mengatakan lembaganya membentuk tim khusus untuk memanggil Kivlan terkait dengan pernyataannya atas keberadaan 13 aktivis yang telah dinyatakan hilang 16 tahun lalu.
"Ini adalah satu babak baru dari proses penyelesaian kasus tersebut yang sebenarnya telah ditutup di tahun 2006," ujar Hafidz melalui pesan singkat kepada Tempo. Namun, Hafidz tak bisa memastikan seberapa cepat tim khusus ini akan bergerak menuntaskan kasus penculikan aktivis.
AMRI MAHBUB | PRIO HARI KRISTANTO
Berita Terpopuler:
Banjir Protes, Menteri Kominfo Buka Blokir Vimeo
Peluang JK Tak Jelas, PPP Batal Dukung Jokowi
Ini Alasan Pemblokiran Vimeo
Udar Jadi Tersangka Kasus Bus Transjakarta Karatan
Pemain Persib Diteriaki, Riedl: Saya Kecewa
Mega Bahas Cawapres Jokowi Rabu Besok