TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat mulai menjalankan misi penyelamatan pelajar remaja putri Nigeria pada Senin lalu dengan menerbangkan pesawat berawak untuk mencari petunjuk tempat para siswi diculik.
"Kami telah berbagi citra satelit komersial dengan Nigeria dan menerbangkan pesawat berawak ISR (Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian) atas izin pemerintah," kata seorang pejabat senior pemerintah yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa, 13 Mei 2014.
Namun, belum dapat diketahui lebih jelas apa jenis pesawat yang digunakan dan dari mana mereka diterbangkan.
Selain itu, Amerika juga tengah meneliti video yang dirilis Boko Haram, yang berisi sekitar 130 gadis yang diculik. Para ahli diturunkan untuk mencari petunjuk lokasi tempat para gadis disembunyikan. (baca: Boko Haram, Militan yang Haramkan Pendidikan)
"Ahli intelijen kami sedang mengkombinasikan setiap detil dari petunjuk dalam video yang mungkin bisa menjadi upaya membebaskan para gadis itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki pada Senin pagi.
Dia menambahkan, "Kami tidak punya alasan untuk mempertanyakan keasliannya," ujarnya.
Dalam video berdurasi 17 menit itu, pemimpin kelompok Boko Haram, Abubakar Shekau, mengatakan para gadis pelajar akan dilepaskan setelah pemerintah Nigeria lebih dulu membebaskan semua tahanan pejuang mereka. Namun, permintaan itu ditolak oleh pemerintah Nigeria. Selain itu, kebijakan Amerika Serikat juga tegas menolak bernegosiasi dengan para penculik, termasuk memberi tebusan atau tawaran apa pun. (baca: Ini Tuntutan Boko Haram Agar 200 Siswa Dibebaskan)
Sebuah tim ahli beranggotakan 30 orang dari Amerika Serikat tiba di Nigeria pekan lalu sebagai bagian dari upaya pembebasan para gadis yang berusia antara 16 sampai 18 tahun. Para pelajar remaja ini diculik dari asrama sekolah mereka pada 14 April lalu.
Tim terdiri atas pejabat Departemen Luar Negeri, ahli komunikasi strategis, ahli keamanan sipil, dan petugas medis regional. Dalam manifes tim juga terdapat sepuluh pejabat Departemen Pertahanan yang sudah lebih dulu berada di Nigeria, tujuh penasihat militer, dan empat pejabat FBI yang ahli dalam negosiasi sandera.
"Ini bukan tugas yang ringan. Tapi kami pasti membawa sumber daya maksimal dalam upaya kami membantu pemerintah Nigeria," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA
Berita Lain:
Boko Haram Rilis Video Siswi yang Diculik
Ini Tuntutan Boko Haram Agar 200 Siswa Dibebaskan
Mengapa Boko Haram Menculik Anak Perempuan?