TEMPO.CO, Sidoarjo - Kepala Staf Tentara Nasional Angkatan Darat Jenderal Budiman menegaskan TNI selaku petugas pengamanan negara selalu bersikap netral dalam setiap pemilihan umum, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. "Saya telah perintahkan kepada prajurit untuk netral," kata Budiman seusai acara silaturahmi TNI dan Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Progresif Bumi Salawat, Sidoarjo, Rabu, 14 Mei 2014.
Menurut Budiman, siapa pun calon presiden yang akan maju dalam pemilu 9 Juli mendatang, dirinya menjamin bahwa semua anggota TNI, terutama Angkatan Darat, tidak akan berpihak ke mana-mana. "Meskipun Prabowo jadi capres, TNI AD tetap netral," ujar Budiman.
Instruksi itu, kata dia, sudah disampaikan kepada semua anggota, termasuk yang bertugas di batalion tempur. Intinya, TNI diperintahkan untuk menjaga netralitas dan profesionalitas. Budiman berharap semua pihak, terutama kiai, untuk selalu bekerja sama dengan TNI dalam menjaga keamanan dan kelancaran pemilu. "Semoga kita dapat memilih pemimpin yang baik dan bisa memajukan umat," katanya.
Salah satu ukuran pemimpin yang baik, menurut Budiman, adalah pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingannya sendiri. "Pilihlah pemimpin yang seperti itu," ujar Budiman. Namun Budiman yakin semua capres dan cawapres yang maju dalam pemilu adalah orang-orang yang bisa dipercaya untuk memimpin negara dan bangsa.
Acara silaturahmi tersebut dihadiri oleh beberapa perwira tinggi TNI AD. Antara lain Asisten Operasi Mayjen Sony Baksono, Asisten Perencanaan Mayjen Wiryanto, Kepala Dinas Penerangan Brigjen Andi Perkasa, dan Pangdam Brawijaya Mayjen Eko Wiratmoko.
Adapun dari Pengurus Wilayah NU Jawa Timur antara lain dihadiri ketuanya, KH Hasan Mutawakkil Alallah; dan pengasuh Pesantren Progresif Bumi Salawat, KH Agoes Ali Mashuri.
MOHAMMAD SYARRAFAH