TEMPO.CO, Doha - Korban penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang meninggal dunia bertambah 10 orang dan 20 kasus baru ditemukan di Arab Saudi dalam dua hari terakhir. Total jumlah kasus yang ditemukan di negeri itu mencapai 511 orang.
Berdasarkan pernyataan situs Kementerian Kesehatan Arab Saudi, lima kematian dilaporkan pada Selasa dan lima lagi pada Rabu. Total kematian di Arab Saudi sejak MERS ditemukan pada 2012 mencapai 157 orang.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan meski kekhawatiran atas virus tersebut meningkat secara signifikan, namun belum perlu dinyatakan sebagai kondisi darurat global. (Baca: WHO: MERS Masih Dapat dicegah )
“Dari 16 kasus yang ditemukan Rabu, dua meninggal dunia. Empat kasus yang diidentifikasi Selasa, satu meninggal,” tulis Kementerian Kesehatan Arab Saudi di situsnya.
Merebaknya MERS di beberapa belahan dunia mengingatkan orang pada sindrom pernafasan (SARS) yang menewaskan 800 orang di seluruh dunia saat muncul di Cina pada 2002. Sama seperti MERS, hingga kini juga belum ada vaksin SARS atau pengobatan anti-viral.
Tingkat infeksi di Arab Saudi meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah wabah besar di rumah-rumah sakit di Jeddah dan Riyadh. Total jumlah penderita hampir dua kali lipat pada April dan hingga pertengahan Mei naik 25 persen.
Kenaikan itu menuai kekhawatiran terutama menjelang aliran jemaah dari seluruh dunia yang diperkirakan meningkat pada bulan suci Ramadan Juli mendatang. (Baca: MERS, Kementerian Agama Tak Kurangi Jemaah Umrah)
Menurut WHO, hingga kini di seluruh dunia dipastikan terdapat 571 kasus, termasuk 171 kematian. Jumlah negara bertambah menjadi 18, dengan ditemukannya sebuah kasus baru di Belanda.
REUTERS | NATALIA SANTI
Terpopuler
Plinplan, Anak Syarief Hasan Dimarahi Hakim
Sepuluh Sinetron Tak Layak Tonton Versi KPI
Bhatoegana Tersangka, SBY: Tak Hanya Sutan
Sutan Bhatoegana Tersangka, Ruhut: Kami Sedih
Anak Menteri Pinjamkan Rp 10 Miliar, OB: Bohong!