TEMPO.CO, Bogor - PT Pertamina (Persero) hanya berkontribusi sekitar 23,9 persen dalam produksi minyak dan gas nasional. Dari angka itu, sebanyak 15,4 persen di antaranya disumbang oleh Pertamina EP.
“Itu proporsinya masih rendah. Bandingkan dengan Malaysia yang 60 persen atau Brasil yang 90 persen. Soal kemandirian ini, kita masih riskan,” ujar Direktur Utama Pertamina EP Adriansyah dalam acara temu media, Jumat, 16 Mei 2014.
Adapun kontribusi tertinggi dalam produksi minyak dan gas nasional, menurut dia, masih dipegang operator berafiliasi asing. Chevron Pacific Ind, misalnya, memegang persentase hingga 41,3 persen; ConocoPhilips Ind Ltd 23,4 persen; Total E&P Indonesie 7,9 persen; dan operator lainnya 3,5 persen. (Baca: Pertamina Tingkatkan Investasi Hulu Migas)
Ia berharap blok-blok yang dipegang oleh asing dan akan habis masa kontraknya kelak bisa kembali ke Indonesia. Setidaknyal pengembalian itu bisa mempertinggi kontribusi Pertamina hingga 40 persen. “Karena perlu diingat, kita bukan lagi negara pengekspor minyak, tapi kita sudah impor,” kata Adriansyah.
Kata dia, Pertamina juga akan berusaha menemukan cadangan-cadangan migas besar lain. “Terakhir yang besar itu kan Cepu,” tuturnya (Baca: Proyek Cepu Molor, SKK Migas Gagal Capai Target)
Seperti diketahui, Pertamina secara korporat telah memproduksi migas sebanyak 465.220 barel setara minyak per hari (BOEPD). Pada 2025 nanti perseroan menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 2,2 juta BOEPD.
Untuk mencapai target tersebut, Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen menargetkan pertumbuhan produksi 7 persen per tahun. Dengan begitu, produksi dari lapangan existing diproyeksikan mencapai 900 ribu BOEPD.
Sedangkan tambahan produksi dari ekspansi internasional ditargetkan mencapai 600 ribu BOEPD. Sisanya akan diperoleh dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan shale gas dan CBM, serta pengelolaan wilayah kerja domestik yang sudah berakhir masa kontraknya.
ANANDA PUTRI
Berita terpopuler:
KAI: Pemudik Belum Terbiasa Beli Tiket Online
Mundur di 'Injury Time', Hatta Beri Preseden Buruk
Tiket Kereta Mudik Ludes, Calon Penumpang Meradang