TEMPO.CO, Jakarta - Tren peningkatan ekspor ke negara-negara non-tradisional membuat Indonesia makin gencar menawarkan produk ke kawasan yang sebenarnya bukan tujuan ekspor utama itu. "Kawasan Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin akan terus kita kejar," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak melalui telepon, Senin, 16 Mei 2014.
Kali ini, sebagai upaya meningkatkan peluang ekspor produk Indonesia ke Madagaskar, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Antananarivo berpartisipasi dalam Foire International de Madagascar (FIM) 2014 yang berlangsung pada 15-18 Mei 2014 di Forello Expo Tanjombato, Antananarivo, Madagaskar. "Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini diharapkan dapat menjadikan produk Indonesia lebih dikenal oleh konsumen Madagaskar pada khususnya dan Afrika pada umumnya," kata Nus.
Produk-produk yang ditampilkan dalam pameran tersebut antara lain produk otomotif, bahan bangunan dan interior, makanan, perlengkapan dapur dan pernik hotel, elektronik, mesin-mesin industri, percetakan, kemasan, plastik, dan karet.
Menurut Nus, pameran dagang internasional FIM 2014 merupakan sarana yang baik untuk mempromosikan produk lndonesia di kawasan Afrika. Madagaskar merupakan pasar yang memiliki peluang bagus untuk produk Indonesia. Tercatat sebanyak 30 orang Madagaskar berkunjung ke Indonesia tiap bulan untuk mencari produk-produk Indonesia, seperti minyak goreng, sabun, pakaian, dan mi instan. Selain itu, Madagaskar telah melakukan penjajakan untuk pembelian dua unit pesawat NC212 dari PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2013.
Total perdagangan Indonesia dengan Madagaskar pada tahun 2013 tercatat sebesar US$ 78,59 juta. Rinciannya, ekspor sebesar US$ 68,08 juta dan impor sebesar US$ 10,5 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Madagaskar meliputi palm oil, sabun, mie instan, asam lemak untuk industri, kertas, dan vaksin. Sedangkan Madagaskar memasok beberapa produknya ke Indonesia, antara lain essential oil, vanili, kemeja (produk tekstil), kacang-kacangan, serat kelapa, dan koral.
Untuk diketahui, negara-negara non-tradisional menjadi penyumbang dalam surplus perdagangan Indonesia pada triwulan awal tahun ini. Pada Januari-Maret lalu, misalnya, ekspor nonmigas ke Afrika Selatan naik 147,9 persen menjadi US$ 297,1 juta. Untuk pasar Iran, ekspor nonmigas Indonesia juga naik 67,7 persen menjadi US$ 43,3 juta. Adapun ekspor ke Uni Emirat Arab naik 67,1 persen menjadi US$ 245,9 juta dan ke Nigeria naik 58,1 persen menjadi US$ 66,3 juta.
PINGIT ARIA
Berita terpopuler:
KAI: Pemudik Belum Terbiasa Beli Tiket Online
Mundur di 'Injury Time', Hatta Beri Preseden Buruk
Tiket Kereta Mudik Ludes, Calon Penumpang Meradang