TEMPO.CO, Jakarta - Rencana duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan presiden mendatang diperkirakan tak mendapat respons signifikan dari pasar. Pasalnya, hingga kini belum ada dukungan solid dari partai-partai pengusung Prabowo terhadap duet itu.
“Kalau Prabowo-Hatta kan itu baru deklarasi dari Prabowo, belum formal. PPP keberatan, sementara PKS belum ada pernyataan,” ujar Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti ketika dihubungi, Kamis malam, 15 Mei 2014.
Ia pun memperkirakan penguatan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) seusai pengumuman kandidat calon presiden dan wakil presiden tak akan berlangsung lama. “Kalaupun pasar bergerak, penggeraknya bukan hal fundamental. Adapun market saat ini lebih banyak trading,” tutur Destry. (Baca: Cermati Pasangan Capres, Investor Wait and See)
Adapun analis dari Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, memperkirakan pasar saat ini hanya bereaksi positif kepada calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo. Hal ini terbukti ketika beberapa waktu lalu sempat muncul kabar Prabowo akan berkoalisi dengan Aburizal Bakrie. (Baca: Jokowi: Saya Datang IHSG Naik)
Saat itu pasar bergerak naik karena optimistis Jokowi akan memenangi pemilihan presiden. “Pasar merespons positif lebih karena yakin pasangan ini (Prabowo-Aburizal) pasti kalah dan pesaing satu-satunya yaitu Jokowi pasti menang.”
Sebelumnya, analis dari Oso Securities, Andri Goklas, memperkirakan respons negatif bakal membesar terhadap Prabowo apabila kalangan investor menilik riwayat calon presiden yang sering dikaitkan dengan penculikan aktivis reformasi 1998 tersebut. “Mereka bukan pasangan yang dinanti-nanti pasar,” ujarnya beberapa waktu lalu.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita terpopuler:
KAI: Pemudik Belum Terbiasa Beli Tiket Online
Mundur di 'Injury Time', Hatta Beri Preseden Buruk
Tiket Kereta Mudik Ludes, Calon Penumpang Meradang