TEMPO.CO, Jakarta: Direksi PT HM Sampoerna Tbk menyatakan keputusan penutupan dua pabrik sigaret kretek tangan (SKT) milik Sampoerna yang beroperasi di Lumajang dan Jember merupakan dampak penurunan pangsa pasar segmen SKT sehingga volume penjualan semua merek SKT ikut tergerus.
“Kami tidak melihat akan adanya perubahan tren pada segmen SKT dalam waktu dekat,” ujar Maharani Subandhi, Sekretaris Perusahaan Sampoerna, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Jumat petang, 16 Mei 2014.
Menurut dia, keputusan merumahkan sekitar 4.900 pekerjanya yang berada di dua kabupaten itu, merupakan dampak langsung dari penurunan tersebut. Perusahaan mencatat tahun lalu volume penjualan mengalami penurunan sebesar 13 persen, sementara hingga kuartal pertama tahun 2014 penurunan mencapai 16.1 persen, jelasnya. (Baca juga: Sampoerna Resmikan Dua Pabrik Sigaret Kretek Tangan)
"Meskipun penutupan pabrik SKT di Jember dan Lumajang menyita perhatian, kami tetap berkomitmen untuk mempertahankan posisi kami sebagai pemimpin di industri rokok Indonesia.” Ujarnya.
Ia menegaskan, meskipun dua pabriknya ditutup, perusahaan siap membeli tembakau milik petani yang berada di dua kabupaten itu. Selain itu, lanjut dia, perusahaan tetap berproduksi di lima pabrik SKT, dua pabrik sigaret kretek mesin, dan 105 kantor area penjualan di seluruh Indonesia dengan 35 ribu karyawannya.
JAYADI SUPRIADIN