TEMPO.CO, Jakarta - Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Irman Gusman tidak puas dengan hasil konvensi. Menurut dia, penyampaian hasil survei tidak transparan. "Kalau hanya angka yang dipublikasikan, siapa saja bisa membuat survei dengan hasil yang bisa berbeda jauh," ujar Irman ketika dihubungi Tempo, Ahad, 18 Mei 2014.
Menurut Ketua DPD RI tersebut, seharusnya hasil survei dibeberkan lebih detail. "Diberi tahu mekanismenya bagaimana, samplingnya seperti apa, dilakukan di mana. Bukan hanya diberikan hasilnya saja," kata dia. (Baca: Demokrat Dituding Sengaja Jegal Dahlan Iskan)
Namun demikian, Isman menilai model konvensi masih relevan diterapkan pada Pemilu 2019 ketika pemilihan presiden dan legislatif dilakukan serentak. Dengan catatan, ada banyak hal yang mesti dibenahi.
Hasil konvensi Partai Demokrat yang diumumkan pada Jumat, 16 Mei 2014, menetapkan Dahlan Iskan sebagai pemenang. Tingkat keterpilihan bos Grup Jawa Pos ini mengungguli sepuluh peserta konvensi lain, yaitu Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Ali Masykur Musa, Hayono Isman, Irman Gusman, Sinyo Harry Sarundajang, Endriartono Sutarto, dan Dino Patti Djalal. (Baca:Dahlan Iskan Pemenang Konvensi Partai Demokrat )
Untuk mengetahui elektabilitas para peserta konvensi, Partai Demokrat menggandeng Lembaga Survei Indonesia, Populi Center, dan MarkPlus. Petugas survei ketiga lembaga tersebut disebar di 33 provinsi dengan melibatkan 33 ribu orang per lembaga survei. Adapun pelaksanaan konvensi berlangsung lebih dari enam bulan. (Baca:Ini Elektabilitas Peserta Konvensi Capres Demokrat)
TIKA PRIMANDARI
Terpopuler:
Pramugari Salat di Pesawat, Ini Tanggapan Garuda
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik
Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres
Duet Ical-Pramono, Akbar: Elektabilitasnya Rendah