TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan mengatakan poros ketiga Demokrat-Golkar akan membuat kemenangan Jokowi, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tertunda. Poros ini diprediksi akan membuat pemilu menjadi dua putaran.
Hasil riset menunjukkan elektabilitas Aburizal Bakrie, calon presiden yang diusung Golkar, kalah jauh di bawah Jokowi dan capres Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. "Pasangan Aburizal-Pramono Edhie Wibowo ini hanya akan membuat pemilu jadi dua putaran, tidak akan memecah suara," ujar Djayadi ketika dihubungi Tempo, Ahad, 18 Mei 2014. (Baca:Duet Ical-Pramono, Akbar: Elektabilitasnya Rendah )
Pembentukan poros baru ini, menurut Djayadi, hanya untuk menyelamatkan harga diri kedua partai yang sesungguhnya mendapat suara cukup tinggi dalam pemilu legislatif lalu. Golkar di posisi kedua dengan perolehan suara 14,75 persen dan Demokrat yang mengantongi 10,19 persen di posisi keempat.
"Daripada mereka hanya jadi penonton atau ikut gerbong orang tanpa dapat apa-apa, lebih baik kalah di pertempuran," ujar dia. Dengan begitu, posisi tawar kedua partai semakin meningkat saat memasuki putaran kedua. (Baca: Sjarif: Golkar Ingin Pramono Edhie Dampingi Ical)
Politikus Partai Golongan Karya Mohamad Suleman Hidayat mengonfirmasi kabar bahwa Golkar dan Demokrat sepakat mengusung Aburizal Bakrie dan Pramono Edhie Wibowo. Nama pasangan ini akan dibawa ke rapat pimpinan nasional masing-masing partai yang sama-sama digelar hari ini.
TIKA PRIMANDARI
Terpopuler:
Pramugari Salat di Pesawat, Ini Tanggapan Garuda
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik
Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres
Duet Ical-Pramono, Akbar: Elektabilitasnya Rendah