TEMPO.CO, Jakarta - Nama peserta konvensi presiden Partai Demokrat Pramono Edhie muncul sebagai kandidat kuat pendamping Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie. Namun, bukan Demokrat yang menyodorkan mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu untuk mendampingi Aburizal.
"Kalau Pramono Edhi, mereka yang menginginkan. Mereka yang menyebut secara eksplisit," kata Ketua Harian DPP Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Mei 2014. (Baca:Duet Aburizal-Pramono Diprediksi Keok)
Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik menyatakan Demokrat telah menawarkan sebelas peserta konvensi ke Golkar. Namun, partai berlambang pohon beringin itu tetap menginginkan Pramono Edhie. "Jadi, jangan ada persepsi kami yang menawarkan Pramono Edhie," ujar Jero.
Nama Pramono Edhi muncul dalam pembahasan tim enam yang terdiri dari tiga anggota Demokrat dan tiga anggota Golkar. Tim ini telah melakukan komunikasi yang intensif dalam tiga hari terakhir. Mereka membahas tentang penjajakan koalisi. (Baca: Dahlan Rajai Konvensi, SBY Malah Usung Adik Iparnya)
Jumat lalu, Demokrat telah mengumumkan hasil konvensi. Pemenang konvensi itu adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Sjarif menyatakan, Demokrat tidak mengusung Dahlan sebagai capres. Sebab, perolehan suara partainya di pemilihan legislatif hanya 10 persen.
Lantaran perolehan suara yang tidak terlalu besar, Sjarif menyatakan Demokrat tidak memiliki posisi tawar tinggi. "Kami harus tahu diri, tidak mungkin minta sebagai capres. Jatahnya maksimal cawapres," tutur Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu. (Baca:Dahlan Iskan Batal Dicalonkan, Keluarga Kecewa)
Adapun rencana pembentukan poros baru dengan Golkar masih terus didalami. Kepastian apakah Demokrat bakal berkoalisi atau tidak, kata Sjarif, baru akan diputuskan setelah Rapat Pimpinan Nasional Demokrat, Ahad mendatang, 18 Mei 2014.
SINGGIH SOARES
Terpopuler:
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Ahmadiyah Bekasi Dukung Capres Jokowi
Jadi Menteri, Chairul Tanjung Tinggalkan Bisnis