TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera resmi mengumumkan koalisi dalam pemilihan presiden mendatang. Sebagai salah satu kader Partai Gerindra, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak punya masalah terkait dengan hal tersebut.
"Aku di DKI enggak pernah bentrok sama PKS, baik-baik saja sama Pak Sani (Triwisaksana, Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PKS)," katanya di Balai Kota, Senin, 19 Mei 2014. Menurut dia, antara Gerindra dan PKS hanya "bentrok" di kalangan ormas alias organisasi sayap saja.
Ahok pun tak merasa aneh jika partainya kemudian berkoalisi dengan PKS. "Kalau kamu tanya kenapa bisa bergabung dengan PKS, ya itulah politik--enggak ada kawan dan lawan yang abadi. Ideologi yang beda banget juga bisa gabung, kok," ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menerima saja jika Prabowo Subianto memilih Hatta Rajasa sebagai wakilnya. "Saya oke-oke saja. Saya sih siapa saja. Itu urusan mereka. Saya sudah diwakafin di DKI," tutur Ahok.
Sebelumnya, organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera yang terdiri atas Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda keadilan, dan Benteng Muda PKS menyatakan tak ingin Jakarta dipimpin figur seperti Ahok. (Baca: Jokowi Nyapres, Pilih Opsi Cuti atau Non-aktif?)
Alasannya, mereka keberatan dengan kinerja dan gaya komunikasi Ahok selama 1,5 tahun menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ketua Umum Gema Keadilan Ronald Darmasyah mengatakan sikap itu diambil setelah mereka melakukan survei pada 20-24 Maret 2014. (Baca: Jika Jadi Gubernur, Ahok Tak Takut Dimakzulkan DPRD)
NINIS CHAIRUNNISA
Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Kabar Cawapres Jokowi Dianggap Manuver Belaka
Pasar Harapkan Cawapres Jokowi dari Militer
Polisi Cari Petinggi Artha Graha yang Hilang